Jumat 26 May 2023 04:05 WIB

Sabar Ibarat Obat Pahit, Inilah Empat Jenis Sabar

Dengan sabar seorang hamba terhindar dari segala mudharat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Bersabar (ilustrasi). Sabar Ibarat Obat Pahit, Inilah Empat Jenis Sabar
Foto:

Hasil positif lainnya dari bersabar adalah kamu tidak akan terjebak dalam urusan dunia yang tidak bermanfaat serta tenggelam dalam dosa yang merugikan.

Tentu tidak terbayangkan banyaknya pahala yang akan diperoleh dari sikap sabar atas ujian yang menimpa kita dan atas apa yang hilang dari sisi kita. Sikap sabar akan membuat kita mampu meraih lezatnya ibadah, kemuliaan, ketakwaan, kezuhudan, kebajikan dan selamat dari dosa.

Perincian keutamaan sabar itu tidak diketahui selain oleh Allah sendiri. Dilansir dari Kitab Minhajul Abidin yang diterjemahkan Abu Hamas As-Sasaky dan diterbitkan Khatulistiwa Press 2013, Imam Al-Ghazali menjelaskan seorang yang sabar akan tetap selamat di dunia dari kebingungan, kegelisahan, kesal dan ratap tangis kesedihan, juga selamat dari hukuman dan siksaan di akhirat nanti.

Sedangkan mereka yang justru menunjukkan sikap lalai, gelisah dan tidak sabar maka akan lenyap seluruh manfaat sabar itu darinya. Mereka akan menghadapi berbagai kerusakan dan kerugian jika tidak istiqamah dalam beribadah dan ketaatan kepada Allah.

Mereka yang tidak bersabar tentu tidak akan dapat menyembah Allah secara benar. Jika mereka tidak bersabar dalam upaya melindungi pengabdiannya, maka ibadahnya bisa rusak. Jika mereka tidak sabar dalam beribadah secara teratur, maka mereka tidak akan dapat mencapai derajat taat yang paling tinggi.

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَۗ قَالَ لَنْ تَرٰىنِيْ وَلٰكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَبَلِ فَاِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوْفَ تَرٰىنِيْۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًاۚ فَلَمَّآ اَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ
Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” (Allah) berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”

(QS. Al-A'raf ayat 143)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement