Rabu 14 Jun 2023 15:54 WIB

Kasus Obesitas Fajri Terbilang Langka, RSCM Sebut Lebih Parah dari Arya Permana

RSCM sebut kasus obesitas Fajri terbilang langkah dan lebih parah dari Arya Permana.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Perbandingan foto Arya Permana (kanan) bersama Ade Rai (kiri) sebelum dan setelah berolahraga. RSCM sebut kasus obesitas Fajri terbilang langkah dan lebih parah dari Arya Permana.
Foto: Instagram/@ade_rai
Perbandingan foto Arya Permana (kanan) bersama Ade Rai (kiri) sebelum dan setelah berolahraga. RSCM sebut kasus obesitas Fajri terbilang langkah dan lebih parah dari Arya Permana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak RSCM menginformasikan bahwa kasus obesitas yang dialami oleh Muhammad Fajri (26 tahun) dengan berat badan 300 kilogram (kg) merupakan kasus langka. Kasus obesitas itu dinilai lebih berat dibandingkan kasus obesitas yang dialami oleh Arya Permana yang sebelumnya telah viral.

"Kasus ini adalah kasus yang langka di mana RSCM menerima rujukannya dari Dinkes Tangerang pada 9 Juni 2023," kata Direktur Utama Lies Dina Liastuti dalam konferensi pers di RSCM, Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2023).

Baca Juga

Saat ditanya perbandingannya dengan kasus obesitas Arya Permana, dengan lugas Lies menyebut kasus Fajri lebih berat. Hal itu karena kondisi Fajri yang memang sudah cukup parah saat dilarikan ke RS.

"Ini lebih berat ya kondisinya karena datang dengan kondisi sesak napas dan komplikasinya lebih banyak. Kalau Arya mugkin lebih ringan sehingga penanganannya tidak seperti yang sekarang, lebih memerlukan banyak peralatan," ujar dia.

Secara sekilas, bobot dari Fajri memang lebih berat dibandingkan dengan Arya. Arya Permana sendiri diketahui pada saat parah-parahnya pada sekitar 2016 mencapai sekitar 190 kg. Sementara itu, berdasarkan perkiraan perhitungan, Fajri memiliki bobot mencapai sekitat 300 kg. Bobot seberat itu bisa mempersulit para medis untuk melakukan tindakan sehingga butuh esktra penindakan.

"Contohnya untuk memasukkan satu alat ke dalam tubuh yang besar kan tidak mudah, karena menembus otot yang begitu tebal untuk mencari pembuluh darahnya, kemudian panjangnya juga dan ternyata memerlukan beberapa alat khusus yang kami harus beli secara tersendiri di luar dari persediaan yang kita punya untuk orang-orang normal lainnya," kata dia.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik RSCM Dicky L Tahapary menambahkan, mengenai langkanya penyakit yang dialami oleh Fajri, akan dilakukan pendalaman lebih lanjut, terutama mengenai penyebabnya.

"Karena kasusnya unik, kita lagi evaluasi penyebab apa terkait metabolisme pasien tersebut. Kan banyak faktor yang memengaruhi, baik faktor genetik, itu bisa satu gen tertentu menyebabkan obesitas, ataupun sifatnya poligenetuk," ujar dia.

Salah satunya, kata Dicky, yakni dari hasil pemeriksaan ditemukan ada gangguan fungsi tiroid pasien yang dimungkinkan berkontribusi terhadap obesitas. "Jadi, kita sedang mencari skema ini kasusnya langka termasuk sampai ke arag genetika apakah ada gangguan genetika tertentu yang berkontribuai terhadap penumpukan massa lemak," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement