Rabu 14 Jun 2023 19:26 WIB

Sedih dan Derita Pekerja Migran Jadi Korban Kekerasan Majikan

Si pekerja migran sedang menjalani perawatan medis untuk pemulihan.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi pekerja migran hidup dalam kesusahan.
Foto: EPA-EFE/NARENDRA
Ilustrasi pekerja migran hidup dalam kesusahan.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Perbudakan memang sudah dihapus dari muka bumi ini. Namun, perilaku biadab orang yang menganggap dirinya hebat menzalimi bawahannya, seperti yang dilakukan bos terhadap budak, masih ada sampai detik ini.

Contoh perilaku semacam itu terjadi di Arab Saudi. Korbannya adalah pekerja migran asal Jampang Sukabumi, Lia Yulia (33 tahun). Warga Kampung Cijambe, RT 26 RW 02, Dusun Desa Bantaragung, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi ini dikabarkan diduga menjadi korban kekerasan oleh majikannya di Riyadh, Arab Saudi.

Baca Juga

'' Korban pertama kali diketahui telah diduga menjadi korban kekerasan majikannya, setelah Disnakertrans Kabupaten Sukabumi mendapatkan laporan dari pihak KBRI Riyadh,'' ujar Petugas Pengelola Data Penempatan Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi, Indra Santika, Rabu (14/6/2023). Di mana ada pengaduan dari warga tentang ditemukannya seorang PMI dalam kondisi luka-luka di sekujur tubuhnya, akibat disiram air panas oleh majikan perempuannya.

Dengan alasan tuduhan bahwa korban telah melakukan guna-guna atau sihir. Indra menuturkan, setelah mendapatkan informasi ini pihaknya langsung sigap melakukan kros cek dokumennya, untuk memastikan identitasnya itu.

Di mana dari hasil penelusuruan ternyata korban berangkat kerja ke Arabi Saudi menggunakan jalur non prosedural atau ilegal. Korban telah datang ke Araab Saudi melalui PT AT dan kemudian bekerja di Syarikah Tamkeen dengan pindah-pindah pengguna jasanya.

" Korban mulai bekerja sejak 11 Maret 2019 melalui PT AT dan Agency di Saudi Syarikah Tamkeen, kemudian pindah ke Kafalah pribadi sejak tahun 2021," kata Indra. Informasi yang diperoleh korban telah mengalami siksaan hingga sekujur tubuhnya telah disiram air panas diduga karena istri dari majikannya menyangka bahwa korban ini telah main guna-guna atau sihir kepada majikannya tersebut.

Setelah itu lanjut Indra, korban diduga disiksa terus-terusan oleh majikan perempuannya. '' Akhir lebaran Idul Fitri tahun ini, suami istri majikannya pergi ke Madinah dan saat itu pula korban kabur dari majikannya dan pergi ke kedutaan," katanya.

Setelah korban pergi ke Kedutaan lanjut Indra Disnakertrans Kabupaten Sukabumi mendapatkan surat dari pihak KBRI Arab Saudi terkait kejadian tersebut. Selanjutnya meminta untuk proses pemulangan korban ke kampung halamannya di Sukabumi.

Informasi terakhir terang Indra, Lia ini sedang dalam tahap pengobatan atau pemulihan dan proses. Sementara proses hukum dengan majikannya berlanjut jadi belum bisa dipulangkan. '' Mungkin akan segera dipulangkan setelah proses selesai," imbuh Indra.

Indra menuturkan, Disnakertrans Kabupaten Sukabumi beserta BP4MI pun langsung mendatangi suami korban di wilayah Desa Bantaragung, Kecamatan Jampangtengah. Di mana, suami korban Sanudin telah diberikan tentang informasi kejadian itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement