REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minum secangkir kopi bisa membuat sebagian orang menjadi lebih fokus, waspada, juga berenergi. Akan tetapi, efek tersebut bisa memudar seiring waktu.
Menurut para pakar, penjelasan terkait kafein dan efeknya sebenarnya cukup rumit. Dikutip dari laman USA Today, Rabu (14/6/2023), kafein adalah zat alami yang ditemukan terutama dalam kopi, juga ditemukan pada daun teh dan biji kakao. Zat yang sering disebut sebagai stimulan ini dapat pula dibuat secara sintetis di laboratorium.
Meski beberapa orang melaporkan merasa waspada dan berenergi setelah konsumsi minuman berkafein, ada pula orang yang justru merasa gelisah dan cemas setelah meminumnya. Selain itu, kafein juga memiliki beberapa kegunaan medis.
Kafein dapat ditambahkan ke pereda nyeri tertentu untuk membantu mengatasi migrain atau mengatasi penurunan fungsi pernapasan pada bayi. Baru-baru ini, penelitian membuktikan bahwa rutin minum tiga cangkir kopi hitam dapat mendukung fungsi lever.
Ahli hepatologi transplantasi (dokter hati) yang menjabat sebagai direktur medis Pusat Transplantasi Hati Mayo Clinic di Arizona, Amerika Serikat, Blanca Lizaola-Mayo, juga sepakat dengan itu. "Setidaknya tiga cangkir kopi sehari akan menjauhkan ahli hepatologi," ujarnya berseloroh. Hepatologi adalah bidang kedokteran yang berkaitan dengan fungsi dan gangguan hati.
Kembali ke kafein, zat itu bertahan dalam tubuh selama rentang waktu tertentu. Waktu paruh (waktu yang diperlukan untuk mengurangi jumlah zat tertentu dalam tubuh menjadi setengahnya) kafein adalah antara empat sampai enam jam.
Jadi, meskipun seseorang sudah merasakan efek kafein mulai berkurang karena penurunan dosis energi, sebenarnya masih tersisa sejumlah kafein dalam sistem tubuhnya selama beberapa jam ke depan. Tanda hingga efek kafein memudar pun bisa bermacam-macam.
Bagi sebagian orang, masih tersisanya kafein dalam tubuh mungkin menjadi alasan mengapa sulit tidur setelah minum kafein, meskipun di pagi hari. Bagi orang yang lain, sisa kafein mungkin malah tidak cukup untuk memberikan efek stimulasi. Itu tergantung pada kondisi masing-masing orang.