Rabu 21 Jun 2023 17:28 WIB

Baru Sehari Pertemuan AS-Cina, Biden Sudah Cap Xi Jinping Diktator

Biden menyebut Xi Jinping diktator dalam acara penggalangan dana di California

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken pada Senin (19/6/2023) bertemu dengan Presiden China Xi Jinping
Foto: AP
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken pada Senin (19/6/2023) bertemu dengan Presiden China Xi Jinping

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Jo Biden menyebut Presiden Cina Xi Jinping sebagai diktator. Predikat itu terlontar dari mulut Biden sehari setelah ia memuji kinerja Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken yang melakukan pertemuan ke Cina untuk bertemu Xi Jinping.

Biden menyebut hubungan AS-Cina berada di jalur yang benar. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan untuk menstabilkan hubungan AS dan Cina serta menjaga saluran komunikasi tetap terbuka. Upaya itu juga untuk menghindari konflik antara kedua negara.

Baca Juga

Namun, dalam acara penggalangan dana di California pada Selasa (20/6/2023), Biden justru mencap Xi Jinping sebagai diktator. Dalam acara itu, Biden menceritakan tentang balon udara milik Cina yang ditembak jatuh AS karena diyakini melakukan aktivitas mata-mata pada Februari lalu.

"Alasan mengapa Xi Jinping menjadi sangat kesal ketika saya menembak jatuh balon itu, dengan dua mobil boks yang penuh dengan peralatan mata-mata di dalamnya, adalah dia tidak tahu balon itu ada di sana," kata Biden dalam sebuah acara penggalangan dana di California, Selasa (20/6/2023).

"Itu sangat memalukan bagi para diktator. Ketika mereka tidak tahu apa yang terjadi. Itu tidak seharusnya terjadi. Itu meledak," tambah Biden.

Pada 4 Februari 2023 lalu, AS menembak jatuh balon udara milik Cina yang telah terbang di wilayahnya selama beberapa hari. Washington menuduh balon tersebut melakukan aktivitas pengintaian atau mata-mata. Salah satu wilayah yang dilintasi balon tersebut adalah Montana, yakni rumah bagi salah satu dari tiga ladang silo rudal nuklir di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom.

AS menyebut masuknya balon Cina ke wilayahnya merupakan pelanggaran yang tak dapat diterima. Jet tempur AS menembak jatuh balon tersebut di lepas pantai Carolina Selatan. Pada 3 Februari 2023, Pemerintah Cina mengonfirmasi bahwa balon udara yang memasuki wilayah AS adalah miliknya. Namun Beijing membantah tuduhan AS yang menyebut balon itu melakukan aktivitas pengintaian.

“Pesawat itu dari Cina dan bersifat sipil, digunakan untuk meteorologi dan penelitian ilmiah lainnya. Karena pengaruh angin barat dan kemampuan kontrolnya yang terbatas, pesawat itu menyimpang dari jalur yang dimaksudkan,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina dalam sebuah pernyataan.

Cina berang atas langkah AS menembak jatuh balon udara miliknya. Sementara itu, pernyataan Biden yang melabeli Xi sebagai diktator muncul hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken melakukan kunjungan dua hari ke Cina. Blinken bertemu Xi Jinping dan Menlu Cina Qin Gang. Tujuan lawatan Blinken adalah menstabilkan hubungan bilateral antara Washington dan Beijing. Sebab dalam beberapa tahun terakhir, relasi kedua negara dibekap ketegangan akibat beberapa isu, salah satunya terkait Taiwan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement