REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghadapi pernyataan soal pelanggaran hak asasi manusia di bawah kepemimpinan Modi. Di saat dua pemimpin perlu mempertahankan kemitraan untuk tahun-tahun ke depan.
Biden dan Modi menggelar konferensi pers dalam kunjungan kenegaraan perdana menteri India ke AS. Puncak kunjungan ini akan diakhir makan malam di Gedung Putih.
"Perdana Menteri dan saya memiliki diskusi baik mengenai nilai-nilai demokrasi," kata Biden, seperti dikutip Aljazirah, Kamis (22/6/2023) kemarin.
Hal ini ia sampaikan saat ditanya mengenai kritik yang menyebut pemerintah Biden mengabaikan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Modi demi kepentingan geopolitik.
"Dan ini demokrasi umum, karakter dua bangsa kami, dan rakyat kami, keberagaman kebudayaan kami, keterbukaan, toleransi kami, mendorong debat," kata Biden.
"Ini DNA Amerika, dan saya yakin pada DNA India, bahwa seluruh dunia memiliki andil dalam keberhasilan kami, ke dua bangsa, dalam menjaga demokrasi kami," tambah Biden.
Saat ditanya mengenai banyaknya kelompok hak asasi manusia yang menuduh pemerintah Modi, membatasi kebebasan berekspresi, mendiskriminasi minoritas, dan membungkam kritik. Dengan nada menantang Modi mengatakan ia "terkejut" dengan kritik itu.
"Kami selalu membuktikan demokrasi kami dapat terlaksana, dan ketika saya katakan terlaksana, ini terlepas dari kasta, keyakinan, agama, gender, sama sekali tidak ada ruang untuk diskriminasi," kata Modi.