REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Karyawan di seluruh dunia telah lama menganggap kecerdasan buatan (AI) sebagai ancaman. Di sisi lain, banyak yang memandang teknologi zaman baru ini sebagai pendukung dan produktif daripada sebagai ancaman.
Menurut survei The Middle East Workforce Hopes and Fears 2023 yang dirilis oleh PwC, yang dilansir Khaleej Times pada Senin (3/7/2023), lebih dari sepertiga (39 persen) karyawan di Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan pandangan yang baik tentang AI. Mereka menyadari AI memiliki potensi meningkatkan produktivitas kerja mereka.
Sementara 42 persen pekerja UEA mengatakan AI akan menciptakan peluang bagi mereka untuk memperoleh keterampilan yang berharga. Saat pekerja UEA mulai mengadopsi dan merangkul AI dalam peran mereka, kepercayaan di antara para pekerja meningkat tentang penerapan teknologi baru. Mereka menganggap AI menguntungkan pertumbuhan karier mereka.
Sementara itu, mayoritas karyawan (52 persen) di wilayah ini percaya pekerjaan mereka akan berubah secara signifikan dalam lima tahun ke depan. Perubahan itu mengharuskan mereka memperoleh keterampilan dan kemampuan baru.
Untuk meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan, perekrut menyarankan pencari kerja untuk menulis CV yang mudah dibaca dan mencari perangkat lunak berbasis AI. Kandidat juga disarankan untuk menambahkan kata kunci yang relevan dengan peran yang dipilih oleh AI.
"Penting bagi kandidat yang melamar pekerjaan di wilayah ini untuk memastikan bahwa CV mereka mencerminkan kualitas yang sesuai dengan posisi yang mereka lamar. Hal itu penting sebab perekrut dan profesional HR kini menggunakan AI untuk mengotomatiskan penyaringan CV," kata Associate Director di Michael Page Middle East Ian Pollington.
Para pelamar juga harus fokus untuk mempresentasikan keterampilan dan pengalaman mereka secara jelas dan ringkas. Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan kemungkinan CV mereka diperhatikan dan dipilih oleh sistem berbasis AI selama proses penyaringan awal.
Menurut sebuah studi yang dirilis oleh World Economic Forum, AI dan big data akan menjadi prioritas keterampilan terbanyak ketiga untuk empat tahun ke depan setelah pemikiran analitis dan pemikiran kreatif. Keterampilan utama lainnya adalah kepemimpinan dan pengaruh sosial, daya tahan, fleksibilitas dan ketangkasan, rasa ingin tahu dan minat untuk terus belajar, literasi teknologi, desain dan pengalaman pengguna teknologi (UX), motivasi dan kesadaran diri serta empati dan mendengarkan secara aktif.