Kamis 06 Jul 2023 15:22 WIB

Polemik Zonasi PPDB di Bogor, Ada Fenomena ‘Numpang KK’

Ada fenomena 'numpang KK' dalam polemik zonasi PPDB di Kota Bogor.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Kegiatan siswa SMA di Kota Bogor (ilustrasi). Ada fenomena 'numpang KK' dalam polemik zonasi PPDB di Kota Bogor.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Kegiatan siswa SMA di Kota Bogor (ilustrasi). Ada fenomena 'numpang KK' dalam polemik zonasi PPDB di Kota Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri 1 Bogor tengah viral di media sosial, dan disebut telah menerima peserta didik di luar zonasi yang ditentukan. Ketua RT setempat pun mengakui ada fenomena ‘numpang domisili’ atau ‘numpang Kartu Keluarga (KK)’ di wilayahnya.

SMAN 1 Bogor yang merupakan salah satu sekolah favorit di Kota Bogor ini terletak di Jalan Ir. H. Juanda No.16, RT 04/RW 01, Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Ketua RT 04, Arman Djandia, mengaku kerap menerima permintaan untuk numpang zonasi.

Baca Juga

Namun, diakuinya, untuk PPDB SMAN 1 Bogor tahun ini pihaknya belum menerima permintaan tersebut. Melainkan untuk tahun ajaran baru satu hingga dua tahun mendatang.

“Numpang domisili ada, tapi belum buat tahun ini. Buat setahun dua tahun yang akan datang sudah mulai tuh. Nggak tahu kalau di RT lain ya,” kata Armand, Kamis (6/7/2023).

Meski kerap menerima permintaan numpang zonasi, Armand mengaku permintaan tersebut tak selalu diterimanya. Terlebih ada warga tak dikenal yang mendatanginya secara tiba-tiba.

“Sebenarnya kalau RT sih nggak (terlibat dalam PPDB). Cuma kalau warga ada yang ujug-ujug (tiba-tiba) datang mau mendadak jadi warga sini,“ ujarnya.

Ia menegaskan, untuk pindah lokasi tempat tinggal dan memasukkan data baru ke dalam KK, ada syarat yang harus dipenuhi. Sehingga perpindahan KK itu tidak bisa dilaksanakan secara mendadak.

Misalnya, kata dia, minimal satu tahun tinggal di lokasi KK baru. Serta membawa surat perpindahan dan prosedur lengkap dari daerah asal. Apabila ada warga yang datang secara tiba-tiba tanpa syarat lengkap, Arman pun tak segan menolak permintaan tersebut.

“Saya tolak. Ditolak dengan syarat, persyaratannya lengkapi dulu lah. Kalau lengkap boleh nanti datang lagi ke sini. Asal nanti tetangga atau warga yang ketitipan juga meng-oke-kan,” ucapnya.

Ia menambahkan, tahun ini jumlah remaja berusia anak SMA bisa dihitung jari. Di mana jarak SMAN 1 Bogor dengan RT 04 hanya berkisar di bawah 10 meter.

“Kalau penduduk sih banyak, KK-nya nih 40-an kurang lebih. Nanti saya hitung lagi validnya,” kata Armand.

Sebelumnya, diberitakan sistem zonasi pada PPDB SMA Negeri 1 Bogor tengah viral di media sosial, dan disebut telah menerima peserta didik di luar zonasi yang ditentukan. Dewan Pendidikan Kota Bogor yang melakukan monitoring dan evaluasi pada PPDB di Kota Bogor belum menerima laporan terkait hal itu secara tertulis.

Sistem zonasi PPDB SMAN 1 Bogor ini viral di media sosial Twitter, setelah sebuah akun bernama @fachrezy_id membuat cuitan terkait dugaan adanya calo dalam PPDB SMAN 1 Bogor. Ia pun membagikan tangkapan layar berisi tabel nama pendaftar SMAN 1 Bogor yang diduga menggunakan calo.

Dalam tabel tersebut, ada sekitar 40 nama calon peserta didik yang terdaftar dalam kolom PPDB. Dalam tabel juga terlihat jarak tempat tinggal calon peserta didik paling dekat dengan SMAN 1 Bogor berkisar di angka 50 meter.

“Ini adalah nama nama orang yang make calo untuk masuk PPDB SMA Negeri 1 Kota Bogor. Ga mikir pak warga asli situ yang gakebagian anak nya sistem zonasi beneran? @BimaAryaS dibelakang sma 1 rumah hanya 20 biji pun kurang tapi bisa banyak bgt yang 50M?” tulis akun tersebut.

Dikonfirmasi, Ketua Dewan Pendidikan Kota Bogor, Deddy Djumiawan, mengatakan pihaknya belum menerima pengaduan tertulis secara resmi terkait dugaan calo di PPDB SMAN 1 Bogor. Namun, sudah ada yang menyampaikan aduan melalui pesan singkat WhatsApp dan media lain.

“Sudah ada yang melalui WhatsApp dan media lain. Tentang adanya kecurigaan kecurangan terutama masalah zona terkait domisili dengan sekolah. Masyarakat yang mengadukan ada keanehan banyak sekali calon siswa yang jaraknya dekat sekali dengan sekolah yang dituju,” kata Deddy, Rabu (5/8/2023).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement