Jumat 07 Jul 2023 15:02 WIB

AS akan Kirim Bom Kluster ke Ukraina, Mengulang Penggunaan di Perang Irak

Sebanyak 120 negara lebih menandatangani konvensi melarang penggunaan bom kluster.

Red: Ferry kisihandi
Tim penyelamat dan polisi Ukraina bekerja di lokasi setelah roket menghantam sebuah blok apartemen di Lviv, Ukraina, Kamis (6/7/ 2023).
Foto:

Sebelumnya, Human Rights Watch (HRW) mengkritik Ukraina dan Rusia atas penggunaan bom kluster dalam konflik di antara mereka. Rusia dinilai secara luas menggunakan bom kluster yang menyebabkan kematian banyak warga sipil juga luka serius. 

Sedangkan Ukraina, menggunakan senjata kluster ini dalam serangan yang menargetkan Izyum, kota yang diduduki Rusia, pada 2022. Serangan ini menyebabkan delapan warga sipil tewas dan menyebabkan 15 orang lainnya terluka. 

Namun, Ukraina menyanggah, tak pernah menggunakan bom kluster untuk menyerang kota tersebut atau wilayah di sekitarnya. ‘’Bom kluster digunakan Rusia dan Ukraina menewaskan warga sipil,’’ kata pejabat direktur senjata HRW, Mary Wareham. 

Kedua belah pihak, kata dia, mestinya segera menyetop penggunaan bom kluster dan tak berupaya menggunakan senjata lain yang bisa menyasar sembarang orang. Namun, hal ini diabaikan oleh pimpinan di pemerintahan Ukraina. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan pejabat senior lainnya bahkan meminta tambahan stok senjata kluster ini dari para sekutunya.Mereka menilai, jenis senjata ini cara ampuh menembus pertahanan Rusia yang memperlambat serangan balik Ukraina. 

Hal senada disampaikan salah seorang pejabat AS kepada Times. Ia menyatakan, sangat jelas situasi di medan pertempuran Ukraina saat ini membuat bom kluster 100 persen dibutuhkan. Bulan lalu, pejabat Pentagon membahas isu ini juga. 

Ia menyatakan, militer AS meyakini bom kluster akan berguna dalam membantu Ukraina. Namun, jelas dia, mereka belum memberikan persetujuan pengiriman untuk Kiev sebab perlu persetujuan kongres dan negara-negara sekutu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement