REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, mengatakan rasa bangga atas penyelenggaraan program Young Progressive Farmer Academy. Hal itu setelah dewan juri memilih 12 peternak sapi yang akan diberangkatkan ke Belanda pada 18-22 September 2023.
"Para peternak muda ini berada pada bisnis yang tepat karena saat ini 80 persen bahan baku susu masih harus di impor, sementara dalam negeri itu baru tersedia 20 persen, jadi kesempatannya sangat bagus. Kesadaran anak-anak muda untuk meneruskan usaha peternakan sapi perah perlu terus didorong," kata Juli di Jakarta, Jumat (7/7/2023).
Menurut dia, pembekalan job training bagi 12 peternak muda terpilih berangkat ke Belanda bisa memperkuat kemampuan manajerial dan pengembangan usaha sapi perah mereka. Juli menjelaskan, pemerintah saat ini, sedang melakukan upaya pemulihan populasi ternak sapi perah yang turun akibat wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) .
"Para pemenang program Young Progressive Farmer Academy ini dapat menjadi role model pengelolaan bisnis peternakan sapi perah yang modern dan menjadi motivator bagi peternak-peternak muda lainnya di Indonesia untuk meningkatkan kapasitasnya serta berkontribusi pada peningkatan populasi serta peningkatan produksi dan kualitas susu segar di dalam negeri," ucap Juli.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian (PPHNak Kementan), Tri Melasari juga mengapresiasi program Young Progressive Farmer Academy sebagai salah satu upaya berkelanjutan PT Frisian Flag Indonesia (FFI) untuk turut membangun persusuan nasional dengan meningkatkan minat dan kapasitas peternak muda Indonesia. Selain itu, program tersebut dapat melahirkan generasi muda peternak sapi perah yang inovatif, mandiri, dan progresif.
Konselor Agrikultur Kedubes Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Joost Van Uum, menilai, program Young Progressive Farmer Academy menunjukkan komitmen FFI untuk peningkatan kapasitas peternak Indonesia. "Program ini bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuan tentang susu tapi untuk meningkatkan kualitas industrinya dan melahirkan generasi baru untuk peternakan di Indonesia," uca Van Uum.
Corporate Affairs Director PT FFI, Andrew F Saputro, menjelaskan, Young Progressive Farmer Academy bertujuan mencari peternak muda yang berpikiran progresif. Dengan begitu, para peternak pemenang program tersebut nantinya bisa mengembangkan dan memajukan peternakan sapi perah di Indonesia.
"Kemajuan peternakan sapi perah di Indonesia sangat krusial dalam mendorong pemenuhan kebutuhan susu untuk Indonesia yang lebih sehat dengan asupan nutrisi seimbang yang dibutuhkan oleh keluarga, sejalan dengan tujuan FFI yaitu ‘Nourishing Indonesia to Progress’ dan komitmen FFI untuk membangun keluarga yang sehat, sejahtera, dan selaras," ucap Andrew.
Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi, menambahkan, kesadaran anak-anak muda untuk meneruskan usaha peternakan sapi perah perlu terus didorong sebagai salah satu upaya untuk mendorong pertumbuhan industri. Langkah itu juga sekaligus untuk mengatasi berbagai masalah persusuan.
"Program Young Progressive Farmer Academy patut dicontoh sebagai inisiatif industri dalam program edukasi dan kompetisi untuk meningkatkan skala bisnis sekaligus kesejahteraan para peternak sapi perah kita, sehingga sektor ini akan terus menarik minat anak-anak muda," ucap Dedi.