Ahad 09 Jul 2023 19:55 WIB

Mengenal Tiga Pola Makan Sehat yang Mudah dan Murah

Tiga pola makan sehat, yaitu food combining, diet alkali, dan raw food diet.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Friska Yolandha
Buah dan sayur. Praktisi kesehatan dan penulis buku, Erikar Lebang menekankan bahwa gaya sehat itu mudah dan murah.
Foto: www.freepik.com
Buah dan sayur. Praktisi kesehatan dan penulis buku, Erikar Lebang menekankan bahwa gaya sehat itu mudah dan murah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi kesehatan dan penulis buku, Erikar Lebang menekankan bahwa gaya sehat itu mudah dan murah. Anda bisa menjalaninya dengan menekankan pada pilihan makanan tinggi sayuran dan buah, serta mengurangi protein hewani.

“Ada tiga pola makan sehat,” kata Erikar dalam jumpa pers Food Combining Indonesia di Jakarta Pusat, Ahad (9/7/2023).

Baca Juga

Tiga pola makan sehat, yaitu food combining, diet alkali, dan raw food diet. Erikar menjelaskan tiga pola makan itu memiliki tujuan yang sama untuk tubuh sehat. Dalam food combining, Erikar menjelaskan ada tiga poin yang ditekankan pola makan ini. Pertama, apa yang kita makan. Food combining tidak mengenal pembagian makanan, seperti karbohidrat, protein, atau apa pun yang membingungkan. Food combining hanya melihat makanan apakah itu produk daging, buah, sayur, dan roti (tepung).

Kedua, bagaimana cara makannya. Acuan paling mendasar adalah cara sistem cerna manusia bekerja. Misalnya, protein hewani dimakan dengan karbo (seperti nasi hangat) itu memang enak. Namun, apa yang terjadi di luar lidah? Untuk mencerna protein hewani, tubuh membutuhkan enzim cerna pepsin. Orang dengan masalah lambung berkepanjangan disarankan berhenti makan daging. Kemudian, karbohidrat itu butuh enzim cerna amilase.

Erikar menjelaskaan mengonsumsi daging dan karbohidrat secara bersamaan ini tidak baik untuk lambung, karena mempertemukan pH asam dan basa. Dari sisi psikologis, protein hewani dalam jumlah banyak memicu Anda selalu awas, was-was, stimulatif, karena tubuh bergelimang adrenalin. Karbohidrat memicu produksi zat pengantar syaraf serotonin, yang berhubungan rasa nyaman, tenang, cenderung ada sifat malas. Kalau makan dalam jumlah banyak, maka tubuh akan memproduksi dua zat pengantar syaraf secara bersamaan yang membuat tubuh terasa tidak nyaman.

“Pelaku food combinng melaporkan kalau makan buah dan sayuran itu badan terasa ringan,” ujar Erikar, yang sudah menjalani foodcombining selama 25 tahun.

Dia menyarankan Anda agar memadukan konsumsi daging dengan sayuran. Sayuran segar akan menetralisir efek buruk dari protein hewani. Sistem cerna manusia bukan didesain sebagai karnivora.

“Sistem cerna manusia tidak didesain mencerna protein hewani dalam jumlah banyak. Itu kebanjiran. Apalagi suka minum kopi dan teh,” kata Erikar.

Daging itu “miskin” serat, sementara serat itu membantu usus memijit dengan baik. Orang yang suka makan daging itu jarang buang air besar. Sayuran segar itu kaya serat, sehingga memudahkan buang air besar. Makan karbohidrat itu idealnya juga makan sayur segar dalam jumlah banyak. Sayur menetralisir efek buruk dari karbohidrat.

“Sayuran mengandung serat larut yang menahan gula darah agar tak naik. Gluten dalam roti juga bisa ditahan sayuran. Pelaku food combining selalu makan sayuran dalam jumlah banyak,” ujar Erikar.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement