Selasa 11 Jul 2023 12:36 WIB

Bawaslu Melempem Hadapi Pembatasan Akses Data Caleg KPU

Bawaslu ternyata terus menunda rencana memperkarakan KPU ke DKPP.

Rep: Febryan A/ Red: Erik Purnama Putra
Komisioner Bawaslu RI Puadi.
Foto: Dok Bawaslu
Komisioner Bawaslu RI Puadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI tak kunjung mendapatkan akses memadai untuk melihat dokumen persyaratan bakal calon anggota legislatif (caleg) Pemilu 2024. Meski sudah dua bulan lebih mengalami pembatasan akses, Bawaslu ternyata terus menunda rencana memperkarakan KPU RI.

Komisioner Bawaslu RI Puadi mengatakan, pihaknya memang sudah berencana menjadikan tindakan KPU itu sebagai temuan pelanggaran. Bawaslu juga sudah berencana mengadukan pimpinan KPU RI ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Meski begitu, kata Puadi, Bawaslu hingga kini masih menanti respons KPU atas surat protes keempat yang dilayangkan pihaknya. Bawaslu diketahui mengirimkan surat protes keempat pada 20 Juni 2023, atau sudah 20 hari berselang.

Puadi mengatakan, sembari menunggu respons KPU, Bawaslu kini sedang melengkapi bukti-bukti untuk menjadikan tindakan pembatasan akses itu sebagai temuan pelanggaran. Pihaknya harus punya bukti kuat agar perkara itu tidak gugur di tengah jalan.

"Kami harus punya bukti kuat hingga 99 persen. Jangan sampai Bawaslu menyatakan ada temuan pelanggaran, tapi ketika disidangkan tidak cukup bukti," kata Puadi kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2023).

Terkait rencana membuat pengaduan ke DKPP, Puadi menyebut, pihaknya masih membuat kajian khusus. Menurut dia, membuat kajian untuk mengadukan pimpinan KPU RI ke DKPP bukan pekerjaan mudah.

Puadi pun mengeklaim kajian itu sudah akan rampung dalam waktu dekat. Padahal, sebelumnya Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menyatakan akan mengadukan pimpinan KPU RI ke DKPP pada pekan keempat Juni apabila akses data caleg tak diberikan.

Sementara Bawaslu terus menunda rencana memperkarakan personal ini, tahapan pendaftaran bakal caleg terus berjalan. KPU diketahui telah selesai melakukan verifikasi administrasi terhadap dokumen persyaratan milik puluhan ribu bakal caleg.

Pada Ahad (9/7/2023), KPU telah menutup subtahapan penyerahan dokumen perbaikan bakal caleg. KPU kini sedang melakukan verifikasi administrasi terhadap dokumen perbaikan itu. Persoalan akses itu mencuat usai KPU menerima berkas pendaftaran bakal caleg dari partai politik pada 1-14 Mei 2023.

Ketika KPU melakukan verifikasi administrasi terhadap dokumen tersebut, Bawaslu RI mengaku tidak diberikan akses untuk melihat berkas-berkas itu di kanal Sistem Informasi Pencalonan (Silon) KPU. Petugas Bawaslu hanya diperbolehkan melihat dokumen para kandidat itu dengan cara mendatangi langsung ruangan petugas verifikator KPU.

Masalahnya lagi, petugas Bawaslu hanya diperbolehkan melihat dokumen persyaratan bakal caleg di aplikasi Silon di komputer verifikator selama 15 menit saja. Petugas Bawaslu juga tidak boleh memotret dokumen itu. Alhasil, Bawaslu kesulitan mengawasi proses verifikasi, termasuk pengawasan terhadap keaslian ijazah para bakal caleg.

Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), sebuah organisasi pemantau pemilu terakreditasi di Bawaslu RI, mengatakan, pembatasan akses itu membuat Bawaslu tidak bisa mengawasi tahapan pendaftaran caleg secara optimal. JPPR pun menyayangkan Bawaslu yang bersikap tidak tegas atas persoalan ini. Bawaslu terus menunda-nunda rencana memperkarakan KPU.

"Bawaslu perlu mempertegas sikapnya dalam menghadapi sikap KPU yang tidak memberikan akses terhadap Silon," kata Koordinator JPPR Nurlia Dian Paramita kepada Republika.co.id di Jakarta, Selasa (11/7/2023).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement