Kamis 13 Jul 2023 17:13 WIB

Pengamat: Isu JIS Ajang Pembunuhan Karakter Terhadap Anies

isu JIS dinilai justru berdampak buruk pada capres yang didukung Jokowi.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus raharjo
Pengamat politik Universitas Andalas, Najmuddin Rasul
Foto: Istimewa
Pengamat politik Universitas Andalas, Najmuddin Rasul

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, menilai isu Jakarta International Stasium (JIS) hanya sekadar ajang pembunuhan karakter terhadap mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurut Najmuddin, elite yang memainkan isu JIS justru melakukan blunder.

Menurutnya, isu ini dapat berdampak buruk terhadap elektabilitas calon presiden (capres) yang didukung Pemerintah Jokowi. “Publik sudah paham kemana arah tujuan isu JIS ini digulirkan. Itu hanya sekadar pembunuhan karakter terhadap Anies Baswedan,” kata Najmuddin, Kamis (13/7/2023).

Baca Juga

Najmuddin menilai walaupun JIS adalah karya Anies Baswedan saat menjadi Gubernur DKI. Saat ini stadion yang berlokasi di Jakarta Utara itu sudah jadi milik publik yang dikelola pemerintah. Dengan kata lain stadion tersebut bukan milik Anies.

Hal itu kata Najmuddin dipertegas Anies sendiri begitu baru kembali ke Tanah Air usai melaksanakan ibadah haji beberapa hari lalu dimana Anies menolak ikut campur polemik seputar JIS. “Menurut saya, bila dilihat dari sisi politik kasus rumput JIS ini sangat erat politik. Sebab JIS adalah karya Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI,” ujar Najmuddin.

Najmuddin menambahkan publik sudah mampu menilai sendiri skenario politik yang dibuat rezim untuk menjatuhkan pihak-pihak tertentu. Karena masyarakat kata dia saat ini sudah mampu untuk rasional menelaah berbagai isu yang mencuat.

Sehingga mereka tidak mudah percaya begitu saja terhadap omongan dari tokoh politik. “Kebijakan Jokowi dan menteri-menteri nya itu juga bisa berdampak negatif pada tingkat partisipasi politik pemilih milenial. Pemilih muda ini berjumlah 51,93 persen,” ujar Najmuddin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement