Kamis 13 Jul 2023 21:58 WIB

85 Ekor Sapi Dipotong Paksa di Lampung Selatan, Ini Dugaan Penyebabnya

Sedikitnya 3.000 sapi terserang LSD sepanjang 2023.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Agus raharjo
Peternak melintas di samping sapi yang dijual di Pasar Hewan Ngawi, Jawa Timur, Jumat (20/1/2023). (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto.
Peternak melintas di samping sapi yang dijual di Pasar Hewan Ngawi, Jawa Timur, Jumat (20/1/2023). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Puluhan sapi di Kabupaten Lampung Selatan terpaksa dipotong lebih dini. Puluhan sapi yang dipotong paksa tersebut diketahui terserang virus Lumpy Skin Disease (LSD). Sapi yang dipotong tersebut dijual dagingnya dengan harga murah dari pasaran.

Keterangan yang diperoleh dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Lampung Selatan, Kamis (13/7/2023), sedikitnya 3.000 sapi terserang LSD sepanjang tahun ini. Dari jumlah itu, 2.000 sapi dalam masa penyembuhan, sedangkan sisanya 5 sapi dan 70 anak sapi (pedet) mati, 85 sapi dipotong paksa.

Baca Juga

Menurut Kepala Disnakeswan Lampung Selatan Rini Ariasih, jumlah sapi yang mati akibat terserang LSD total sebanyak 160 sapi. Sedangkan sapi yang mengidap LSD sebanyak 3.000 sapi. “Sebanyak 2.000 sapi dalam proses penyembuhan,” kata Rini, Kamis (13/7/2023).

Dia mengatakan, virus LSD merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus capripoxvirus dan famili poxviridae. Orang sering menyebut virus lato-lato, karena cirinya banyak benjolan di kulit sapi.

Menurut dia, ciri-ciri sapi terserang virus LSD antara lain demam panas, dan terdapat benjolan-benjolan di kulitnya. Kepada peternak sapi, ia berharap segera melaporkan petugas Puskeswan setempat bila hewan sapinya terdapat gejala LSD.

Peternak sapi tidak perlu menunggu lama, bila sudah ada tanda-tanda gejala virus LSD tersebut muncul. Sebab, kata dia, proses penyembuhan sapi terkena virus LSD akan lebih lama bila peternak membiarkan sapi berlama-lama di kandang.

Saat ini, Disnakeswan Lampung Selatan masih melakukan proses pendistribusian vaksin hewan kepada peternak sapi. Proses distribusi dan penyuntikkan virus masih terkendala minimnya petugas.

Hal tersebut karena penyuntikan vaksin kepada hewan lebih sulit dibandingkan manusia. Setidaknya penyuntikkan vaksin membutuhkan sampai tiga orang petugas.

Data Disnakeswan Lampung Selatan, serangan virus LSD terhadap sapi peternak di wilayah Kabupaten Lampung Selatan sepanjang April-Mei 2023 terdapat 160 sapi mati. Sapi peternak tersebut tersebar di di Kecamatan Natar, Jati Agung, Palas, Merbau Mataram, dan Tanjung Bintang. Sapi yang mati rata-rata anak sapi (pedet), karena imunnya yang lemah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement