Sabtu 15 Jul 2023 01:27 WIB

Pesantren BIMA Cirebon Gembleng Caleg PKB Jakarta-Banten Lewat Sekolah Politik

Sekolah Politik wadah pembekalan mental para caleg PKB Jakarta-Banten

 The Winning Worskshop Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia untuk caleg PKB Dapil Jakarta-Banten digelar dari 13-15 Juli 2023.
Foto: Dok Istimewa
The Winning Worskshop Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia untuk caleg PKB Dapil Jakarta-Banten digelar dari 13-15 Juli 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON - Sebanyak 550 Calon Legislatif (Caleg) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dapil DKI Jakarta dan Banten kumpul di Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA), Cirebon, Jawa Barat, Kamis (13/7/2023).

Pertemuan ini digagas Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia bekerjasama dengan Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB dengan tema The Winning Workshop.

Baca Juga

"Acara ini dimaksudkan sebagai bengkel penyegaran agar para Caleg punya visi yang sama, agar mereka punya mental sebagai pemenang," kata Ketua LPP DPP PKB, Jazilul Fawaid.

The Winning Workshop difokuskan untuk Caleg PKB Dapil DKI Jakarta dan Banten dengan pertimbangan perolehan suara PKB di dua Dapil ini dalam Pemilu sebelumnya kecil.

Workshop akan membahas empat hal penting pemenangan Pemilu dari ideologi, strategi, taktik dan logistik.

"Pembekalan ini agar para Caleg PKB bekerja secara fokus tepat sasaran karena mereka logistiknya terbatas jadi harus tepat sasaran," tambah Jazilul Fawaid.

Ketua LPP yang juga Wakil Ketua Umum DPP PKB ini menjelaskan, PKB mentargetkan raihan enam kursi DPR RI di Dapil DKI Jakarta dan Banten dengan rincian masing-masing Dapil satu kursi. 

PKB sebagaimana diketahui pada Pemilu 2019 hanya meraih 1 kursi dari enam Dapil DKI Jakarta dan Banten.

"Hari ini kita punya potensi berdasarkan berbagai hasil survei. Tapi kinerja Caleg harus didampingi dan diarahkan agar ada harmoni kerja di semua jajaran Caleg. Kolaborasi ini yang akan menghasilkan suara yang lebih maksimal," kata Jazilul Fawaid.

Keseriusan PKB untuk meraih kursi DPR RI ditunjukkan dengan komposisi Caleg DKI Jakarta dengan menaruh figur-figur publik seperti Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah, Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas, Ketua DPW PKB Banten, Ahmad Fauzi, beserta beberapa tokoh-tokoh incumbent lain.

Workshop ini dipandu oleh Direktur Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia, Ubaydillah Anwar, dengan mendatangkan narasumber-narasumber kompeten di bidangnya seperti CEO PolMark Indonesia, Eep Saifulloh Fatah, Jayadi Hanan (LSI), Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, Mantan Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siradj, dan beberapa tokoh PKB.

Workshop digelar di Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia sebagai bentuk komitmen Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli, terhadap peranan santri dan pesantren bagi pembangunan Indonesia agar lebih powerful.

"Bina Insan Mulia ini bukan hanya pesantren tempat santri-santri mengaji saja. Disini ada Sekolah Pendidikan Politik yang tujuannya memperkuat khidmat kaum santri untuk pembangunan Indonesia," kata Kiai Imam Jazuli.

Menurut Kiai yang akrab disapa Kiai Imjaz ini, tidak ada cara cepat untuk merubah kondisi Indonesia menjadi lebih baik kecuali lewat jalur politik. Dan PKB adalah satu-satunya partai yang paling jelas dan nyata memperjuangkan kepentingan umat Islam khususnya kaum santri.

"Diakui atau tidak, PKB adalah alat politik kaum santri yang konsisten memperjuangkan kepentingan warga Nahdliyin dan pesantren. Jadi kalau sekarang ada suara-suara mau memisahkan NU dengan PKB jangan dipedulikan," katanya.

Menurut Kiai penggagas gerakan "Ngaku NU Wajib Ber-PKB, Struktural Sak Karepmu" ini, keputusan politik kaum struktural sering tidak searah dengan keinginan kaum kultural. Imbasnya dalam beberapa kontestasi Pemilu, PKB seringkali dirugikan.

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

"Jadi, struktural tidak mendukung tidak masalah tapi jangan bawa-bawa NU ke selain PKB. Perjuangan PKB adalah ibarat khidmat seorang anak kepada orang tuanya. Tak diakui tidak apa-apa sebab khidmat anak kepada orang tua adalah kewajiban," kata Kiai Imam.

Kiai Imam Jazuli juga menyinggung bahayanya jika tidak ada sebuah gerakan politik dari kaum Nahdliyin yang ujungnya nanti akan berdampak pada berkurangnya penganut ideologi Ahlussunnah wal Jama'ah.

"Kita lihat bagaimana di Suriah, Mesir dan Saudi Arabia, Ahlussunnah wal Jamaah sempat kalah disana. Awalnya disana tidak ada yang peduli pada politik, jangan sampai di Indonesia hal seperti itu terjadi karena akan membuat susah pesantren. Maka, saya tegaskan lagi, PKB ini adalah alat perjuangan pesantren," katanya.

Kiai Imam Jazuli yang juga alumnus Pesantren Lirboyo dan Universitas Al Azhar Mesir memang terlihat sangat totalitas mendukung PKB dalam memperjuangkan kepentingan santri dan pesantren. 

The Winning Worskshop Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia digelar dari 13-15 Juli 2023.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement