Sabtu 15 Jul 2023 13:08 WIB

Kawasan Rebana Diprediksi Bisa Serap 4,49 Juta Pekerja

Kawasan industri Rebana Jabar menjadi primadona investasi. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Pekerja memasukkan kendaraan ke dalam Kapal MV Fujitrans saat ekspor perdana  di Pelabuhan Patimban, Subang.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara/nz.
Pekerja memasukkan kendaraan ke dalam Kapal MV Fujitrans saat ekspor perdana di Pelabuhan Patimban, Subang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) telah diresmikan, 11 Juli 2023 lalu. Peresmian ini pun, sekaligus menandai akan beroperasinya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka secara penuh bulan Oktober 2023. Serta, akan semakin memudahkan akses transportasi menuju kawasan industri Rebana Jabar. 

Akses jalan nasional, provinsi, jalan tol, udara hingga laut melalui Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang membuat kawasan industri Rebana Jabar menjadi primadona investasi. 

Menurutb Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jabar Nining Yuliastiani, Rebana akan menjadi masa depan penggerak ekonomi Jabar mendukung kawasan industri yang saat ini berjalan di Bekasi dan Karawang. 

"Rebana ini didukung oleh tujuh kabupaten kota dengan ditunjang lengkap dari sisi regulasi, RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) daerah, dan infrastruktur. Dari segala sisi Rebana itu lengkap banget," ujar Nining, akhir pekan ini.

Nining mengatakan, investasi yang saat ini sudah terealisasi atau sudah berjalan sebanyak 28 industri dan ada tujuh investasi sedang berproses dan bakal beroperasi penuh tahun 2024. 

Kemudian 11 industri lainnya masuk perencanaan, dalam arti sudah memiliki lahan dan tinggal dibangun di Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Subang. 

Menurut Nining, ada 13 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang sudah disiapkan dan menjadi prioritas di kawasan Rebana, yakni di kawasan Cipali Subang Barat (10.408 hektare), Kertajati (1.415 ha ), Butom (4,092 ha ), Cipali Indramayu (2.875 ha), Tukdana (563 ha) Krangkeng (3.452 ha), Patrol (4,14 ha ) dan Balongan (2.122 ha). 

Kemudian Cipali Subang Timur (4,806 ha), Patimban (542 ha), Losarang (6.710 ha), Jatiwangi (972 ha) dan Cirebon (1.815 ha). 

Pengambangan, kata dia, bukan hanya dalam pembangunan industri manufaktur semata, namun juga industri pendukung lainnya seperti akomodasi hingga leisure sesuai dengan kriteria dan potensi masing-masing daerah yang memiliki KPI. Misalnya, Kabupaten Kuningan akan menjadi pusat industri wisata masa depan di kawasan Rebana. 

Menurut Nining, dari 13 KPI itu terbanyak ada di Indramayu. Di sisi lain, banyak tantangan yang harus diselesaikan di Indramayu dan wilayah lain seperti meningkatkan kualitas SDM, pengentasan kemiskinan, dan menekan angka pengangguran. 

"Saat ini sudah terlihat semakin membaik, baik aspek ekonomi, maupun penyerapan tenaga kerja hingga kualitas SDM. Untuk SDM akan semakin maju dengan adanya kampus ITB dan Polman Cirebon dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan Rebana," kata Nining. 

Jika rencana berjalan dengan baik, kata dia, pada 2030, kawasan Rebana akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4,49 juta orang. Pertumbuhan ekonomi di Jabar akan melejit hingga 7,16 persen. Sementara investasi akan meningkat 7,7 persen dari kondisi saat ini. 

Selain pihak investor yang membangun Rebana, pemerintah juga terus mendukung pembangunan 81 infrastruktur dasar di kawasan Rebana senilai Rp 234,59 triliun. Prioritas satu akan diupayakan selesai tahun 2024 dengan 37 proyek senilai Rp30,9 triliun. Sisanya akan diselesaikan hingga 2030, di antaranya membangun SPAM Regional Cirebon Raya, Tol Cipali exit Patimban Subang hingga PLTA Wado. 

"Dari P1 di antaranya sudah selesai dua proyek infrastruktur, dalam konstruksi sembilan proyek, dan sembilan lainnya siap dibangun serta 15 proyek tahap persiapan. Jika semua selesai, maka investor akan beramai-ramai datang ke Rebana," papar Nining.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ عَهِدَ اِلَيْنَآ اَلَّا نُؤْمِنَ لِرَسُوْلٍ حَتّٰى يَأْتِيَنَا بِقُرْبَانٍ تَأْكُلُهُ النَّارُ ۗ قُلْ قَدْ جَاۤءَكُمْ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِيْ بِالْبَيِّنٰتِ وَبِالَّذِيْ قُلْتُمْ فَلِمَ قَتَلْتُمُوْهُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
(Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, agar kami tidak beriman kepada seorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami kurban yang dimakan api.” Katakanlah (Muhammad), “Sungguh, beberapa orang rasul sebelumku telah datang kepadamu, (dengan) membawa bukti-bukti yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, tetapi mengapa kamu membunuhnya jika kamu orang-orang yang benar.”

(QS. Ali 'Imran ayat 183)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement