REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejumlah kasus mutilasi marak terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) hingga pertengahan 2023 ini. Terbaru, potongan tubuh korban mutilasi berhasil ditemukan kepolisian di wilayah Turi, Sleman, DIY.
Tragisnya, potongan tubuh korban ditemukan terpisah-pisah di sejumlah lokasi. Beberapa potongan tubuh ditemukan di sekitaran Sungai Bedog, Bangunkerto, Turi, Sleman. Potongan tubuh berupa kepala ditemukan di Sungai Krasak, Merdikorejo, Tempel, Sleman.
Polres Sleman kemudian berhasil menciduk dua pelaku di wilayah Jawa Barat. Pelaku diketahui kenal dekat dengan korban.
"Pelaku adalah inisial W dari KTP-nya warga Magelang dan RD warga DKI Jakarta. Akan dilakukan pemeriksaan intensif terkait motif dan perbuatan yang mereka lakukan," kata Dirreskrimum Polda DIY, Kombes FX Endriadi, saat rilis kasus di Mapolda DIY, Ahad (16/7/2023).
Pelaku W sehari-hari bekerja sebagai karyawan di sebuah usaha kuliner, kemudian pelaku RD merupakan penjual kue. Sedangkan, korban yang diketahui berinisial R merupakan seorang laki-laki yang masih berstatus mahasiswa di salah satu universitas swasta di Yogyakarta.
Belum diungkapkan apa motif perbuatan tersebut. Polisi mengaku masih menelusuri motif pelaku melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap korban.
Kasus pembunuhan mutilasi tidak kali ini saja terjadi di Sleman. Sebelumnya pernah terjadi di salah satu penginapan di wilayah Jalan Kaliurang, Sleman. Pelaku HP (23 tahun) bahkan tega memutilasi korban yang merupakan teman kencannya menjadi tiga potongan besar dan 62 potongan kecil. Sebanyak 47 adegan diperagakan dalam olah TKP yang dilakukan Polda DIY.
"Untuk di lokasi wisma ini ada 47 adegan. 47 adegan ini termasuk beberapa lokasi yg kita asumsikan di wilayah lain, ada di alun-alun Pekalongan, rumah saksi atau rumah persembunyian tersangka tersebut. Kita asumsikan total ada 47 adegan yang ada di wisma ini," kata Wadir Reskrimum Polda DIY AKBP K Tri Panungka, di Kaliurang, Sleman, Rabu.
Pelaku disebut telah merencanakan pembunuhan tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya benda tajam, seperti cutter dan gergaji di TKP.
Pembunuhan mutilasi yang melibatkan orang terdekat korban juga terjadi di Solo, Jawa Tengah. Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, tersangka adalah rekan kerja korban di sebuah toko mebel. Karena dendam, pelaku sudah menyiapkan pipa besi untuk menghabisi nyawa korban.
"Dari pendalaman motif yang bersangkutan, dari pemeriksaan saksi, hingga ditemukan barang bukti. Bahwa motif pelaku satu sakit hati, kedua merasa kesal, kemudian melakukanlah tindakan pembunuhan dengan cara dipukul pakai besi kemudian dipotong-potong menjadi beberapa bagian," kata Ahmad, Selasa (30/5/2023) lalu.
Dalam olah TKP, polisi melakukan pemeriksaan saksi sebanyak 21 orang yang mengarah kepada salah satu tersangka, yaitu atas nama Suyono alias Yono. Yono diketahui merupakan seorang buruh yang bertempat tinggal di wilayah Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Peristiwa mutilasi yang didasari motif sakit hati juga terjadi di Semarang, Jawa Tengah. Pelaku mutilasi Muhammad Husen (28 tahun) mengaku dendam dengan atasannya Irwan Hutagalung (53 tahun) karena dinilai ringan tangan.
"Saya merasa sakit hati, sering dipukuli oleh korban," ujar Husen dalam konferensi pers di lobi Mapolrestabes Semarang, di Kota Semarang, Rabu (10/5/2023) lalu.
Irwan diketahui merupakan pemilik depot air minum isi ulang. Husen mengaku kerap dimarahi oleh Irwan. Misalnya saat mesin pengisian air rusak, kemudian dalam memberi harga. Korban dinilai tidak memaklumi Husen sebagai karyawan baru, hingga terduga pelaku sakit hati. "Itu yang membuat saya sakit hati dan dendam," kata Husen.