Senin 17 Jul 2023 17:17 WIB

YLKI: Indonesia Surplus Listrik

Pemakaian kWh listrik per kapita Indonesia berbeda dengan negara tetangga.

Seorang ibu mengajarkan anaknya mengaji dengan penerangan lampu minyak di rumahnya yang belum mendapatkan layanan listrik di Dusun Geragai, Desa Lagan Ulu, Tanjung Jabung Timur, Jambi, Ahad (9/7/2023). Warga setempat menyebutkan, sebanyak 86 kepala keluarga (KK) atau sekitar 300 jiwa lebih, warga di desa yang hanya berjarak belasan kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur itu belum mendapatkan layanan listrik meski telah puluhan tahun mengajukan permohonan.
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Seorang ibu mengajarkan anaknya mengaji dengan penerangan lampu minyak di rumahnya yang belum mendapatkan layanan listrik di Dusun Geragai, Desa Lagan Ulu, Tanjung Jabung Timur, Jambi, Ahad (9/7/2023). Warga setempat menyebutkan, sebanyak 86 kepala keluarga (KK) atau sekitar 300 jiwa lebih, warga di desa yang hanya berjarak belasan kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur itu belum mendapatkan layanan listrik meski telah puluhan tahun mengajukan permohonan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menegaskan bahwa saat ini sudah tidak ada krisis listrik di Tanah Air, bahkan Indonesia surplus listrik.

Ketua Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan rasio elektrifikasi di seluruh Indonesia pada tahun 2022 mencapai 99,63 persen meningkat 1,8 persen dari periode 2021 sebesar 99,45 persen.

Baca Juga

"Saat ini Indonesia sudah surplus listrik. Sekarang tidak ada lagi krisis listrik," katanya pula.

Rasio elektrifikasi mendekati 100 persen, ujarnya lagi, hanya 0,57 persen wilayah yang masih belum teraliri listrik, ini membuktikan bahwa hampir seluruh wilayah di Indonesia telah terhubung dengan pasokan listrik.

Hal itu, menurut dia, sesuai dengan data Kementerian ESDM, rasio elektrifikasi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang mana pada 2016 baru mencapai 91,16 persen dan hingga bulan Mei 2023 telah mencapai 99,68 persen.

Menurut Tulus, citra malam hari yang terlihat melalui satelit yang gelap atau terang tidak dapat dijadikan alasan bahwa di luar Pulau Jawa masih banyak daerah yang belum teraliri listrik.

"Pemakaian kWh listrik per kapita orang Indonesia, tentu berbeda dibanding Singapura, atau juga Malaysia," katanya lagi.

Dia menegaskan, negara memastikan hadir bagi warga kita di daerah terisolir dengan hadirnya listrik pada daerah-daerah tersebut, sehingga akan tercipta dampak ganda melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja, peningkatan pembayaran pajak dan peningkatan ekonomi sektor riil,

"Dengan demikian dapat menjadi daya dorong pertumbuhan perekonomian daerah setempat," katanya lagi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement