Senin 17 Jul 2023 19:49 WIB

Manfaatkan Momentum Bullish, Investor Bisa Cermati Saham Diskon

Investor diharapkan dapat memilih saham bervaluasi rendah dan punya prospek positif.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/11/2022) (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/11/2022) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan kinerja positifnya. Sepekan terakhir, IHSG tercatat mengalami peningkatan signifikan sebesar 2,28 persen dari pekan sebelumnya ke level 6.869,57.

Pendorong indeks terutama dipicu oleh hampir seluruh sektor yang membukukan pertumbuhan kinerja. Adapun peningkatan tertinggi dicatatkan oleh sektor Kesehatan sebesar 6,00 persen, disusul Teknologi sebesar 4,26 persen, Properti 3,67 persen dan Energi 2,55 persen. 

Baca Juga

Investor asing juga mencatatkan aksi beli bersih ke pasar saham sebesar Rp 1,18 triliun. "Sentimen penggerak pasar dari domestik yakni penguatan rupiah sebesar 191 poin sepanjang pekan lalu," kata tim riset Infovesta Utama, Senin (17/7/2023).

Selain itu, pengesahan RUU Kesehatan menjadi undang-undang (UU) juga disambut positif pelaku pasar. Peningkatan alokasi anggaran kesehatan dinilai pelaku pasar menjadi sentimen positif untuk emiten sektor kesehatan. 

Di sisi lain, rilis data survei tingkat keyakinan konsumen pada Juni tetap optimistis meskipun mengalami penurunan poin dari 128,3 poin menjadi 127,1 poin. Data ini menunjukkan tingkat belanja konsumsi masyarakat tetap terjaga. 

Dari global, rilis data Inflasi tahunan AS turun lebih cepat dibandingkan dengan periode sebelumnya dari empat persen menjadi tiga persen. Sedangkan dari China, rilis data inflasi tahunan turun menjadi nol persen pada Juni dari 0,2 persen pada bulan sebelumnya.

Selain itu, kinerja ekspor dan impor China secara tahunan terkontraksi masing-masing sebesar 12,4 persen dan 6,8 persen. Dari rilis data terbaru dari China ini, masih belum menandakan penguatan perekonomian setelah dibukanya kembali atau reopening China. 

Dalam sepekan ke depan pada pasar saham, investor dapat memanfaatkan momentum bullish indeks. "Investor diharapkan dapat memilih saham dengan valuasi yang tergolong masih rendah dan mempunyai prospek kinerja positif," kata tim riset Infovesta. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement