Selasa 18 Jul 2023 16:25 WIB

Indonesia-Malaysia Sepakati 10 Kerja Sama Sektor Pendidikan Tinggi

10 kerja sama yang disepakati untuk semakin memperkuat hubungan kedua negara.

Red: Nidia Zuraya
Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam (kiri) dan Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia Mohamed Khaled Nordin (tengah) dalam sesi konferensi pers di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2023).
Foto: Republika/Ronggo Astungkoro
Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam (kiri) dan Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia Mohamed Khaled Nordin (tengah) dalam sesi konferensi pers di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Malaysia menyepakati 10 nota kesepahaman (MoU), nota perjanjian (MoA) dan nota kerja sama (MoC) yang menitikberatkan pada kolaborasi di sektor pendidikan tinggi dengan melibatkan sejumlah badan, asosiasi dan universitas dari kedua negara.

"Hari ini, saya kira kita perlu meningkatkan hubungan ke tahap yang lebih baik, terutama di sektor pendidikan tinggi," kata Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia Dato Seri Mohamed Khaled Nordin, di sela-sela acara penandatanganan di Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Baca Juga

Khaled Nordin menghadiri acara penandatanganan kerja sama tersebut dalam kunjungan pertamanya ke Indonesia sebagai Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia. Kunjungan itu dilakukan untuk memberikan dukungan untuk berbagai kerja sama baru yang dicapai di antara institusi pendidikan tinggi Indonesia dan Malaysia.

Nordin mengatakan hubungan antara Indonesia dan Malaysia di sektor pendidikan tinggi bukan hal baru. Oleh karena itu, 10 kerja sama yang disepakati hari ini adalah untuk semakin memperkuat hubungan kedua negara di sektor pendidikan tinggi.

Adapun 10 penandatanganan MoU, MoA dan MoC hari ini dilakukan antara Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mempromosikan kegiatan penelitian dan pembangunan, dan kerja sama yang mengangkat 17 agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) antara Majlis Profesor Negara (MPN) dengan Forum Guru Besar Indonesia (FGBI).

Berikutnya adalah kerja sama Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dengan PT Tracol Asia untuk membuka Pusat Pesisir (Offshore Center) UKM di Jakarta; UKM dan Universitas Padjajaran untuk menghasilkan 250 lulusan doktor bidang pengobatan; dan UKM dengan Universitas Pendidikan Indonesia untuk menghasilkan 3.000 sarjana dan pascasarjana.

Lebih lanjut, kerja sama juga dilakukan antara Universiti Utara Malaysia (UUM) dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, UUM dengan UIN Sunan Ampel Surabaya, dan kerja sama Universiti Malaya (UM) dengan Universitas Negeri Malang (UNM) dalam bidang sains dan sumber daya manusia.

Sementara itu, kerja sama antara Agensi Kelayakan Malaysia (MQA) dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dilakukan untuk meningkatkan kelayakan akademik, dan terakhir kerja sama antara Universiti Tenaga Nasional (UNITEN) dengan Institut Teknologi PLN (IT PLN) untuk mewujudkan inisiatif strategis antarbangsa yang berfokus pada bidang energi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek Prof Ir Nizam berharap kerja sama tersebut dapat semakin memperdalam hubungan persahabatan kedua negara. Ia juga mengutarakan harapannya agar kerja sama di sektor pendidikan tinggi tersebut dapat mendukung pertumbuhan ekonomi kedua bangsa melalui melalui pembangunan manusia dan inovasi mengingat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) saat ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global.

"Sangat penting untuk kita membangun pertumbuhan ekonomi tersebut melalui pembangunan manusia dan inovasi. Jadi, kolaborasi perguruan tinggi ini akan sangat besar manfaatnya dan dampaknya bagi kemajuan ASEAN sebagai satu komunitas," kata Nizam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement