REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Gubernur Odesa, Ukraina, Oleh Kiper mengatakan, sistem pertahanan Ukraina menghalau serangan udara Rusia di pelabuhan sebelah selatan wilayah itu dalam dua hari berturut-turut. Serangan ini digelar satu hari setelah Rusia menarik diri dari kesepakatan ekspor gandum dari Laut Hitam.
Mundurnya Moskow dari kesepakatan yang ditengahi PBB dikhawatirkan akan menaikan harga pangan di Afrika dan Asia hingga memicu kelaparan. "Jangan mendekati mendekati jendela, jangan rekam atau tunjukan kerja pasukan pertahanan udara kami," kata Kiper di aplikasi kirim pesan Telegram, Rabu (19/7/2023).
Alarm peringatan serangan udara di semua wilayah di timur Ukraina menyala setelah tengah malam. Dalam laporan medan pertempuran lainnya Moskow dan Ukraina menyampaikan informasi yang sangat berbeda mengenai pertempuran di utara Ukraina.
Enam pekan setelah Ukraina menggelar serangan balik di timur dan selatan, Rusia menggelar serangannya di utara. Moskow mengatakan serangan Ukraina telah gagal.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan Rusia maju 2 kilometer ke arah Kupiansk, persimpangan kereta api penting di wilayah Kharkiv. Namun, Deputi Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan, inisiatif di daerah itu beralih ke pasukan Ukraina.
Ia mengatakan, pasukan Ukraina mendapatkan kemajuan di dekat Bakhmut, kota sebelah timur Ukraina yang diduduki pasukan Rusia bulan Mei lalu setelah pertempuran selama berbulan-bulan.
Juru bicara pasukan Ukraina di front selatan, Valery Shershen melaporkan pertempuran sengit di sekitar Desa Staromayorske. "Kami berhasil meraih kemajuan melalui jalan-jalan," katanya pada media daring Espreso TV, tapi pasukan Ukraina belum sepenuhnya menguasai desa itu.
Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukan Moskow menyerang sekelompok pasukan Ukraina di sekitar Staromayorske. Pernyataan mengenai medan tempur dari kedua belah pihak belum dapat diverifikasi.
Sejak Ukraina memulai serangan baliknya bulan lalu, pasukan yang dilengkapi senjata dan amunisi baru dari negara-negara Barat miliar dolar belum mencapai terobosan besar di garis pertahanan Rusia.