REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad menyampaikan keprihatinannya atas banyaknya jamaah haji yang meninggal pada tahun ini. Tercatat, sampai hari ini sebanyak 683 jamaah haji meninggal di Tanah Suci.
"Kami cukup prihatin mendengar tentang banyaknya jamaah haji yang wafat tahun ini, walaupun kita percaya itu takdir Allah dan wafat dalam keadaan sangat mulia. Semoga semua yang wafat husnul khatimah dan ahlul jannah," kata Dadang, Jumat (21/7/2023).
Menurut Dadang, tingginya angka jamaah haji yang meninggal di tanah suci perlu menjadi bahan evaluasi bersama. Apakah karena banyaknya jamaah haji yang memang sudah lanjut usia (lansia) dan sudah uzur yang berangkat ke tanah suci atau karena cuaca panas yang sangat terik di Makkah dan Madinah, termasuk juga keluhan-keluhan lain seperti dari kesiapan pasokan makanan yang sempat telat.
"Untuk itu sebaiknya regulator haji dan operator, mengantisipasi agar penyelenggaraan haji dapat lebih baik lagi kedepannya," kata Dadang.
Selain itu yang tidak kalah penting juga, lanjut Dadang, adalah pemeriksaan kesehatan jamaah haji sebelum berangkat ke tanah suci. Karena ibadah haji adalah ibadah yang diwajibkan kepada mereka yang mampu, bukan hanya mampu secara ekonomi namun juga mampu secara fisik dan psikis.
"Yang disebut berkemampuan termasuk kesiapan lahir batin, dan yang penting bagaimana meningkatkan perlindungan jamaah di sana, seperti diperpendek masa tinggal di tanah suci dan kualitas gizi dan perlindungan keselamatan baik dari iklim maupun lingkungan," ujar Dadang.