REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Media pemerintah Cina melaporkan lima orang tewas dan dua orang masih hilang usai hujan deras membuat air sungai meluap di sebuah desa dekat Kota Hangzhou. Luapan air membanjiri rumah-rumah dan menghanyutkan beberapa orang dan benda-benda mereka.
Foto yang dipublikasikan Beijing Youth Daily, Ahad (23/7/2023) menunjukkan air berlumpur menyembur di sepanjang jalan-jalan di desa Dayuan, masuk ke dalam rumah-rumah dan menjungkirbalikkan mobil-mobil.
Biasanya hujan deras melanda Cina pada akhir Juli. Tapi beberapa tahun terakhir badai menjadi semakin intensif dan sulit diprediksi.
Pada Sabtu (22/7/2023) hujan deras juga menimbulkan banjir yang menggenangi rumah-rumah. Lusinan rumah dan ladang-ladang pertanian di daerah yang dikenal sebagai lumbung pangan Cina itu rusak.
Stasiun televisi CCTV melaporkan pihak berwenang mengevakuasi hampir 5.500 orang di Provinsi Liaoning. Curah hujan di beberapa kota mencapai dari 100 milimeter hujan. Sementara itu curah hujan di salah satu distrik di ibukota provinsi Dalian mencapai 93 milimeter.
Gambar yang ditayangkan CCTV menunjukkan tim penyelamat mengarungi air setinggi lutut mereka dengan perahu karet. Sekitar 54 hektar ladang pertanian di sekitar kota pinggir pantai Jinzhou dan Huludao rusak.
Pada Jumat (21/7/2023) Kementerian Pertanian Cina mengatakan Sebagian wilayah utara dilanda banjir pada bulan Mei dan Juni tapi hujan baru-baru ini memperburuk situasi. Kementerian menambahkan masih terdapat resiko cuaca ekstrem yang dipicu El Nino pada pertanian lokal terutama jagung dan kedelai.
Diperkirakan hujan masih akan terus mengguyur wilayah tersebut sepanjang akhir pekan. Hujan badai dan angin kencang diprediksi akan melanda sebelah utara dan selatan Provinsi Jiangxi dan Fujian.