REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Kelompok sayap kanan Spanyol gagal memenangkan mayoritas langsung dalam pemilihan umum cepat di Negeri Matador itu, menurut hasil pemilihan awal. Tidak ada satu partai atau blok pun yang dapat memenangkan mayoritas langsung dalam pemilihan umum Spanyol, menurut penghitungan dengan sekitar 99 persen suara yang telah dihitung.
Walau Partai Rakyat (PP) yang konservatif diperkirakan akan tetap memenangkan pemilihan umum yang digelar pada Ahad (23/7/2022), suara mayoritas tidak akan sampai. Padahal target itu, dibutuhkan untuk menggulingkan pemerintahan koalisi Perdana Menteri Sosialis Pedro Sanchez saat ini.
PP berada di jalur yang tepat untuk mengamankan 136 dari 350 kursi di Deputi Kongres, Majelis Rendah Parlemen Spanyol. Sementara, Partai Pekerja Sosialis Spanyol pimpinan Sanchez siap untuk merebut 122 kursi, dua kursi lebih banyak dari yang dimilikinya di badan legislatif sebelumnya.
Meskipun kaum Sosialis kemungkinan dapat meminta 31 kursi yang diprediksi dari aliansi Sumar (Kekuatan Bersatu) yang beraliran kiri dan beberapa partai kecil untuk mengumpulkan lebih banyak kursi daripada jumlah partai-partai sayap kanan di Spanyol. Hal itu ada kemungkinan besar terjadi, karena tidak ada satu pun partai yang akan mampu meraih suara mayoritas.
Partai sayap kanan Vox memiliki 33 kursi, masih merupakan kekuatan terbesar ketiga di parlemen jika 19 kursi di bawah hasil 2019, dan ikatan hipotesis mereka dengan PP tidak cukup untuk mendapatkan mayoritas 176 kursi. Tetapi jajak pendapat pra-pemilu telah memprediksi kemenangan yang lebih besar bagi PP dan kemungkinan untuk membentuk koalisi dengan Vox.
Hasil yang sangat tipis ini dapat menyebabkan perebutan kekuasaan kursi pemimpin Spanyol akan berjalan selama berminggu-minggu. Perdana menteri berikutnya hanya akan dipilih setelah para legislator dilantik di parlemen yang baru.