REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Populasi warga negara Jepang menurun dengan cepat. Sementara data pemerintah menunjukkan pada Rabu (25/7/2023), jumlah penduduk asing naik ke rekor hampir tiga juta orang.
Data tersebut menunjukkan, warga negara asing memainkan peran yang lebih besar dalam masyarakat Jepang untuk menutupi populasi yang menyusut. Populasi warga negara Jepang turun selama 14 tahun, sekitar 800 ribu orang, menjadi 122,42 juta pada 2022.
Jumlah itu menurut data yang menunjukkan jumlah orang dengan registrasi penduduk per 1 Januari 2023 yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi. Populasi keseluruhan di Jepang turun menjadi 125,41 juta orang, turun sekitar 511 ribu.
Dalam laporan itu, untuk pertama kalinya, jumlah penduduk Jepang turun di 47 prefektur. Populasi Jepang mencapai puncaknya pada 2008 dan menurun sejak saat itu karena tingkat kelahirannya yang rendah, yang mencapai rekor terendah tahun lalu.
Namun, jumlah warga negara asing yang beralamat di Jepang adalah 2,99 juta orang per 1 Januari, naik 10,7 persen dari tahun lalu. Peningkatan tahun-ke-tahun adalah yang terbesar sejak Kementerian Dalam Negeri mulai melacak kategori non-Jepang satu dekade lalu.
Tokyo adalah rumah bagi penduduk asing terbesar dengan 4,2 persen populasi atau 581.112 orang. Ibu kota negara itu adalah prefektur dengan peningkatan populasi non-Jepang terbesar tahun lalu.
Perdana Menteri Fumio Kishida telah menjadikan pemulihan penurunan angka kelahiran di negara itu sebagai prioritas utama dan pemerintahnya. Meskipun memiliki tingkat utang yang tinggi, pemerintah berencana mengalokasikan pengeluaran sebesar 3,5 triliun yen setahun untuk perawatan anak dan langkah-langkah lain untuk mendukung orang tua.