REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olahraga lari mungkin cukup menyenangkan bagi sebagian orang. Selain itu, olahraga lagi juga ramah anggaran.
Tidak mengherankan jika lari menjadi salah satu olahraga yang paling populer. Apalagi, sekarang ada banyak ajang fun run yang sudah dan akan digelar.
Akan tetapi, ada sebagian pelari pemula yang malah bertambah berat badan atau lemak tubuhnya setelah melakoni olahraga lari. Personal trainer dari PureGym, Chris Collett, menjelaskan penyebab dari kenaikan berat badan itu, seperti dikutip dari laman PureGym berikut, Senin (31/7/2023):
1. Peningkatan nafsu makan
Berlari adalah aktivitas yang menuntut kemampuan fisik. Setiap kali berlari, ada peningkatan pengeluaran energi tubuh. Beberapa orang mendapati nafsu makannya meningkat ketika mulai berlari, sehingga ada kemungkinan mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibakar.
Meskipun penting untuk cukup makan sebagai "bahan bakar" lari, tidak perlu menyantap banyak karbohidrat atau makanan tambahan berlebihan. Berbeda halnya jika pelari akan melakukan maraton, sebab harus memasok tubuh dengan banyak makanan berenergi tinggi.
2. Kurang gerak
Olahraga hanya memicu sebagian kecil pembakaran dari total kalori harian. Sekitar 15-30 persen pembakaran kalori justru berasal dari aktivitas nonolahraga, yaitu gerakan apa pun yang dilakukan selain tidur, makan, atau berolahraga, seperti berbelanja atau naik tangga.
Saat mulai melakukan olahraga lari, seseorang seringnya malah kurang gerak di sisa hari. Mereka tidak menyadari bahwa itu membuat pengeluaran kalori tetap sama atau bahkan menurun, sehingga berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan.
3. Tidak memulihkan tubuh
Memperkenalkan rutinitas olahraga baru dapat membuat tubuh menjadi stres, menyebabkan pelepasan hormon stres kortisol. Kadar kortisol yang tinggi tersebut dapat menyebabkan tubuh menyimpan lemak berlebih, terutama memicu penumpukan di bagian perut.
Itu pentingnya waktu istirahat untuk memulihkan tubuh dan mengembalikan kadar kortisol ke tingkatan normal. Tidak memulihkan tubuh juga dapat berdampak negatif pada tingkat energi dan bisa membuat tubuh membakar lebih sedikit kalori pada setiap sesi lari.
4. Akumulasi cairan
Retensi air atau akumulasi cairan dalam jaringan tubuh bisa terjadi ketika seseorang memulai rutinitas olahraga baru, seperti berlari. Tekanan fisik baru pada tubuh melalui peningkatan sesi latihan, membuat otot mengandalkan air untuk membantu proses pemulihan dan perbaikan.
Ini biasanya merupakan efek jangka pendek dan akan menjadi normal saat tubuh sudah beradaptasi dengan rutinitas olahraga baru. Sebagai solusinya, pastikan tubuh terhidrasi dengan benar sebelum, selama, dan setelah berlari guna meminimalisasi retensi air.
5. Pembentukan otot
Berlari melibatkan berbagai otot tubuh bagian bawah, termasuk paha depan, paha belakang, betis, dan pantat. Beberapa orang akan membentuk otot kaki saat mulai berlari, sebab tubuh akan beradaptasi untuk memenuhi tuntutan peningkatan aktivitas fisik.
Meskipun bagus untuk meningkatkan kekuatan dan kebugaran secara keseluruhan, peningkatan otot dapat menyebabkan lonjakan angka timbangan juga. Perlu dipahami bahwa bisa jadi itu adalah otot, bukan tumpukan lemak.