Senin 31 Jul 2023 17:50 WIB

Jenderal Sudirman Dikukuhkan Sebagai Bapak Kepanduan Hizbul Wathan

Sebelum terjun ke dunia militer, Soedirman aktif berorganisasi kepemudaan HW.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
[12.59, 27/7/2023] UBA: Panglima Besar Jenderal Soedirman melantik Dewan Kelaskaran Pusat dan Seberang di Yogyakarta. Panglima Sudirman yang menyuruh Kartosuwiryo berjuang di Jawa Barat, melalui dewan kelasykaran itu. lihat gambar belakangnya
Foto: Al Chaidar
[12.59, 27/7/2023] UBA: Panglima Besar Jenderal Soedirman melantik Dewan Kelaskaran Pusat dan Seberang di Yogyakarta. Panglima Sudirman yang menyuruh Kartosuwiryo berjuang di Jawa Barat, melalui dewan kelasykaran itu. lihat gambar belakangnya

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Panglima Besar Jenderal Soedirman dikukuhkan menjadi bapak kepanduan Hizbul Wathan (HW) dalam Pembukaan Muktamar HW yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (27/7/2023). Kegiatan ini turut dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah Profesor Haedar Nashir, Sekretaris PP Muhammadiyah Profesor Abdul Mu’ti, dan lebih dari 7.000 penggembira serta 3.100 peserta kemah akbar. 

Haedar menilai pribadi Jenderal Soedirman yang merupakan bapak kepanduan HW harus diteladani dan menjadi inspirasi bagi semua pandu. Sebelum terjun ke dunia militer, Soedirman aktif berorganisasi kepemudaan HW. Berkat pendidikan yang diperoleh dari Muhammadiyah, ia memiliki pribadi yang tegak membela kepentingan tanah air.

Menurut Haedar, muktamar harus menjadi proses yang menghasilkan program dan keputusan penting demi kemajuan organisasi dan bangsa. Bukan hanya menjadi kegiatan rutinitas dan formalitas semata. "Harus ada kebaruan yang diberikan sehingga HW tidak berjalan stagnan," katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika. 

Muktamar perlu dijadikan sebagai agenda strategis menyusun kepemimpinan yang lebih baik. Hal ini penting mengingat kegiatan ini terdiri atas mereka yang berpengalaman dan anak-anak muda yang memiliki ide-ide segar. HW merupakan gerakan yang inklusif lintas usia dan kelompok sehingga harus memiliki kepemimpinan yang dinamis dan progresif.

Haedar juga mendorong HW untuk mampu membawa misi Islam berkemajuan sehingga HW bisa berjalan seirama dengan Muhammadiyah. Hal ini terutama dalam menampilkan Islam berkemajuan dalam berbagai aspek kehidupan dan mampu memberikan solusi untuk berbagai permasalahan bangsa. Kemudian mengingat kebangsaan senantiasa melekat di dalma nama Hizbul Wathan.

Hal serupa juga ditegaskan Ketua Umum gerakan Kepanduan HW, Endra Widyarsono. Menurutnya, kolaborasi dan kerja sama menjadi kunci untuk memberi kontribusi. Pandu HW yang sudah terlatih, tangguh, suka menolong, dan penyayang semua makhluk diyakini bisa memasuki era kehidupan baru dengan baik.

Sekecil apapun manfaat yang disebarkan, kata dia, pandu HW harus dan akan selalu bisa berbagi dan berkontribusi. Berbekal pelatihan yang sudah diberikan, mereka akan mampu menjadi manusia yang siap dan sanggup melewati berbagai tantangan di era kehidupan baru.

Sebagai tuan rumah, UMM juga bangga dan mendukung penuh acara kali ini. Rektor UMM Profesor Fauzan menegaskan, Muktamar HW harus menghasilkan hal-hal yang bermanfaat, bukan hanya bagi kalangan Muhammadiyah tetapi juga masyarakat secara luas. Komitmen untuk terus berinovasi dan memberikan solusi bagi bangsa sudah seharusnya tertanam pada diri pandu HW. "Ini sebagaimana makna nama Hizbul Wathan yakni pembela tanah air," jelas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement