Rabu 02 Aug 2023 18:28 WIB

Pheu Thai akan Bentuk Pemerintahan Sendiri di Thailand

Partai pemenang pemilu, Partai Move Forward, mundur dari koalisi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Pemimpin Partai Pheu Thai Cholnan Srikaew (kanan) berbicara kepada media di samping sekretaris jenderal Partai Maju Chaithawat Tulathon (kiri) dan anggota delapan partai aliansi selama konferensi pers setelah bertemu untuk membentuk pemerintahan koalisi di markas besar Partai Pheu Thai di Bangkok , Thailand, 21 Juli 2023.
Foto: EPA-EFE/RUNGROJ YONGRIT
Pemimpin Partai Pheu Thai Cholnan Srikaew (kanan) berbicara kepada media di samping sekretaris jenderal Partai Maju Chaithawat Tulathon (kiri) dan anggota delapan partai aliansi selama konferensi pers setelah bertemu untuk membentuk pemerintahan koalisi di markas besar Partai Pheu Thai di Bangkok , Thailand, 21 Juli 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Partai Pheu Thai akan menominasikan taipan real estate untuk menjadi perdana menteri. Saat upaya mereka untuk membentuk pemerintah lebih unggul usai partai progresif menang tipis dalam pemilihan bulan Mei lalu.

Perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara mengalami kebingungan politik sejak pemilihan 14 Mei. Ketika Partai Move Forward memenangkan dukungan dari pemilih muda yang muak dengan pemerintah yang berhubungan dengan militer. Posisi kedua berada di tangan Pheu Thai yang populis.

Baca Juga

Pheu Thai merupakan partai yang melanjutkan partai-partai yang didirikan taipan telekomunikasi Thaksin Shinawatra. Partai itu mengatakan akan menominasikan Srettha Thavisin dalam pemilihan di parlemen pada yang dijadwalkan Jumat (4/8/2023) mendatang.

Pheu Thai mengatakan, Partai Move Forward tidak lagi menjadi bagian dari upaya membentuk pemerintah yang baru. Meski partai itu memenangkan paling banyak kursi di parlemen tapi menghadapi perlawanan keras dari partai-partai pro-militer dan anggota parlemen yang ditunjuk militer. Sehingga kemungkinan besar pemerintah partai itu akan kesulitan mewujudkan agendanya.

"Phei Thai telah mendukung Move Forward dengan kemampuan penuh kami," kata ketua Pheu Thai, Chonlanan Srikaew, Rabu (2/8/2023).

Ia menjelaskan keputusan partainya untuk melepaskan sekutu dan memimpin upaya membentuk pemerintah. Di bawah konstitusi yang ditulis selama pemerintahan militer, dua majelis di parlemen harus memilih perdana menteri yang kemudian akan membentuk pemerintah.

Ketua Move Forward gagal membentuk pemerintah dua kali. Pita Limjaroenrat yang terpilih sebagai perdana menteri dihalangai kelompok konservatif.

Anggota parlemen dari Move Forward Rangsiman Rome mengatakan ia terkejut dengan keputusan Pheu Thai meninggalkan aliansi.

"Saya kira kami menikah, hari ini seperti perceraian," kata Rangsiman di dekat kantor pusat Pheu Thai, di mana lebih dari 100 orang berkumpul memprotes ditinggalkannya Move Forward.

"Kalian mengkhianati rakyat," teriak sejumlah pengunjuk rasa pada Pheu Thai.

Kandidat perdana menteri Pheu Thai, Srettha yang memiliki sedikit pengalaman politik. Ia pendiri salah satu pengembang real estate terbesar di Thailand, Sansiri.

Chonlanan mengatakan anggota aliansi baru akan membentuk pemerintah berikutnya yang akan diumumkan Kamis (3/8/2023).

Upaya Pheu Thai membentuk pemerintah saat Thaksin berencana pulang ke Thailand setelah 15 tahun di pengasingan.

Thaksin yang berusia 74 tahun digulingkan dari jabatan perdana menteri dalam kudeta 2006. Ia diperkirakan akan pulang pada pekan ini. Thaksin didakwa penyuapan dan penyalahgunaan kekuasaan yang ia bantah dan menurutnya bermotif politik.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement