REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak yatim penghafal Alquran adalah mereka yang telah kehilangan salah satu atau kedua orang tua mereka. Bukan ujian biasa bagi usia mereka.

Akan tetapi mereka tetap punya cita-cita. Mereka gigih menghafal dan mempelajari kitab suci umat Islam. Mereka adalah generasi penerus yang memiliki potensi besar untuk menjadi ulama, da’i, guru, dosen, atau pemimpin yang bermanfaat bagi agama dan bangsa.

Namun, tidak semua anak yatim penghafal Alquran mendapatkan kesempatan dan fasilitas yang memadai untuk menunjang proses hafalan dan pembelajaran mereka. "Banyak di antara mereka yang hidup dalam kondisi sulit secara ekonomi, tidak memiliki tempat tinggal yang layak, atau bahkan tidak memiliki perlengkapan tidur yang nyaman. Inilah yang mendasari Laznas BMH mengirimkan bantuan perlengkapan tidur berupa 30 kasur untuk anak-anak yatim penghafal Alquran," terang Kepala BMH Perwakilan Bengkulu, M Irwan, seperti dalam siaran persnya.

Bantuan ini diharapkan dapat menghadirkan kualitas tidur dan kesehatan mereka. "Dalam tinjauan teori, kualitas tidur yang baik dapat meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan motivasi mereka dalam menghafal dan mempelajari Alquran. Sebaliknya, kualitas tidur yang buruk dapat menurunkan kemampuan otak, menimbulkan stres, dan mengganggu keseimbangan tubuh mereka," imbuh Irwan.