REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui adanya praktik pengoplosan hingga penimbunan pasokan gas elpiji tiga kilogram yang disubsidi pemerintah. Praktik itu lantas turut menjadi pemicu peningkatan permintaan hingga kelangkaan yang dirasakan masyarakat.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan, laju permintaan elpiji melon itu terus mengalami peningkatan sedangkan gas elpiji tabung 5,5 kg dan 12 kg yang tidak disubsidi justru mengalami penurunan.
“Ini jadi perhatian kami, apakah ada pergesera dari nonsubsidi ke subsidi? Faktanya ada beberapa pengoplosan,” kata Tutuka dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Rabu (3/8/2023).
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas, Kementerian ESDM, Maompang Harahap, menambahkan, peningkatan realisasi volume penyaluran elpiji subsidi sejak 2019 hingga 2022 naik 4,5 persen tahun sehingga total penyaluran tahun 2022 mencapai 7,8 juta metrik ton.
Adapun, penyaluran elpiji non subsidi pada periode sama turun 10,9 persen menjadi hanya 460 ribu metrik ton pada tahun lalu.
Temuan tersebut membuat pemerintah bersama PT Pertamina (Persero) harus meningkatkan pengawasan sembari terus melakukan pendataan konsumen elpiji tiga kg yang berhak menerima.
Hingga saat ini, sudah ada....