REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Film Budi Pekerti akan tayang perdana di Toronto International Film Festival (TIFF) 2023 pada awal September. Dengan judul internasional Andragogy, film ini berhasil menjadi salah satu dari 26 film (dari 25 negara) yang tayang di festival film bergengsi itu.
Budi Pekerti akan masuk dalam program Discovery TIFF, program yang khusus memperkenalkan dan mengapresiasi karya pertama atau kedua dari para sutradara visioner terkenal, seperti Christopher Nolan, Yorgos Lanthimos, Warwick Thornton, Joachim Trier, dan David Gordon Green. “Discovery di TIFF adalah salah satu program yang banyak melahirkan filmmaker besar di dunia saat ini. Untuk Budi Pekerti bisa terpilih masuk ke program Discovery di TIFF ini adalah suatu kebanggaan untuk saya pribadi,” kata produser Adi Ekatama, dalam peluncuran poster Budi Pekerti di XXI Epicentrum Jakarta, Jumat (4/8/2023).
Film bergenre drama ini merupakan film cerita panjang kedua yang ditulis dan disutradarai Wregas Bhanuteja, dan diproduksi oleh Rekata Studio bekerja sama dengan Kaninga Pictures dan didukung oleh KG Media, Hwallywood, Momo Films, dan Masih Belajar. Wregas datang kepada Adi, menceritakan alur cerita film ini yang terinspirasi dari beberapa kisah viral bapak atau ibu di media sosial.
Mereka viral karena mengumpat, salah melempar barang, atau melayani pelanggan dengan tidak baik, itu semua direkam. Cukup dengan 15 detik video viral, warganet dengan mudah menghakimi tanpa mencoba mengetahui apa yang terjadi di baliknya.
“Kenapa mereka marah? Kenapa mereka sakit hati? Kenapa mereka berkelakuan seperti itu? Bisa jadi ada hal yang dia miliki, beban di rumah. Mungkin karena ada utang, atau masalah warisan, dan lain-lain. Tapi netizen justru dengan mudah menghakimi dan malah membuat hidupnya semakin buruk lagi,” kata Wregas.
Cerita ini berkaitan dan mungkin saja dari banyak orang yang ada di dunia, khususnya Indonesia, pasti pernah ikut memberi komentar pada suatu video viral. Berlatar di kota Yogyakarta di masa pandemi, film Budi Pekerti akan mengisahkan seorang ibu bernama Prani.
Prani juga merupakan seorang guru BK yang video perselisihannya dengan pengunjung pasar menjadi viral di media sosial. Akibat tindakannya yang dinilai tidak mencerminkan pribadi seorang guru, ia dan keluarganya mendapat perundungan, dicari-cari kesalahan lainnya, hingga terancam kehilangan pekerjaan.
“Sangat disayangkan bahwa banyak manusia yang tidak mau berempati dan meluangkan waktu sejenak untuk bertanya, ‘Apakah kamu baik-baik saja?’. Melalui film ini, saya ingin mendiskusikan tentang mengapa manusia memiliki hasrat besar untuk menindas sesamanya dan mengesampingkan empati dan kasih sayang,” kata Wregas.
Dia juga ingin mendiskusikan bagaimana seharusnya seorang manusia menyikapi pendidikan, agar membuat sesama manusia lainnya menjadi pribadi yang lebih baik. Bersamaan dengan peluncuran poster, Wregas juga memperkenalkan para pemain utama film Budi Pekerti yang hadir, beserta karakternya masing-masing.
Mereka adalah Sha Ine Febriyanti berperan sebagai Bu Prani, Angga Yunanda dan Prilly Latuconsina sebagai Muklas dan Tita yakni anak-anak Bu Prani, Dwi Sasono sebagai Pak Didit, Omara Esteghlal sebagai Gora, dan Ari Lesmana sebagai Tunas.