REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembunuhan sadis yang menimpa mahasiswa UI oleh seniornya memicu keprihatinan publik. Anggota Komisi X DPR RI, Fahmy Alaydroes, menilai, kasus itu menjadi tamparan keras dunia pendidikan nasional.
Ia mengatakan, bukan tidak mungkin fenomena kekerasan dengan motif ingin mendapat uang dengan cara gampang merupakan fenomena gunung es. Fahmy merasa, kasus serupa banyak terjadi di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Fahmy berpendapat, koar-koar Presiden Joko Widodo tentang Revolusi Mental menjadi tampak semakin kosong alias gagal total. Pun Pencanangan Profil Pelajar Pancasila Mendikbudristek Nadiem Makarim.
"Pemerintah seolah tidak mengerti esensi penyelenggaraan pendidikan itu bertumpu tri pusat pendidikan sebagaimana disampaikan Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat," kata Fahmy, Selasa (8/8).
Ia mengingatkan, marak bermunculan tawaran, godaan dan tontonan yang sangat bertentangan sikap mental dan nilai Pancasila. Bahkan, anak muda banyak ditawarkan bisnis yang mendapat keuntungan dalam waktu singkat.
Misalnya, Fahmy melanjutkan, hanya dengan investasi sejumlah sekian ratus ribu rupiah. Akibatnya, banyak mahasiswa tergiur dan mereka mendapat tawaran pinjaman daring dengan bunga tinggi yang malah menjerat mereka.
"Akhirnya korban berjatuhan, untung tak dapat, hutang semakin menjerat," ujar Fahmy.
Ia melihat, sikap dan gaya hidup anak-anak muda Indonesia dipengaruhi oleh berbagai tontonan film yang marak di dunia digital. Gaya hidup hedonis, kekerasan, sex bebas, minuman keras jadi tontonan sehari hari.
Selain itu, anak-anak tumbuh dengan maraknya contoh buruk oknum pejabat yang korup. Bahkan, mereka tanpa malu dan tanpa rasa bersalah melakukan tindak pidana korupsi, merampok uang rakyat dalam jumlah triliun rupiah.
Fahmy mengingatkan, jumlah pemuda dan pemudi Indonesia yang berlimpah akibat bonus demografi harus menjadi perhatian. Pemerintah harus serius membangun sistem pendidikan nasional yang bertumpu Tri Pusat Pendidikan.
"Revolusi Mental dan Profil Pelajar Pancasila hanya akan menjadi pepesan kosong bila tidak disertai keteladanan dan kehidupan masyarakat beradab," kata Fahmy.