REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina memuji alutsista bantuan AS dan Jerman, setelah melihat "hasil yang signifikan" dari sistem pertahanan udara kedua negara. Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan pada Ahad (6/8/2023), meskipun ada gelombang serangan udara Rusia yang menurut Kiev menyasar warga sipil dan bangunan tempat tinggal, namun sebagian besar mampu ditangani sistem pertahanan udara tersebut.
Rusia melaporkan telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak yang menuju Moskow dalam serangan ketiga dalam seminggu terakhir. Sementara para pejabat di kedua belah pihak mengatakan Ukraina telah menyerang dua jembatan yang menghubungkan Krimea dengan daratan.
Kedua negara telah meningkatkan serangan terhadap pasukan, persenjataan, dan infrastruktur pendukung perang satu sama lain. Sementara itu Ukraina juga terus berusaha untuk mengusir pasukan Rusia yang telah masuk ke wilayah selatan dan timur Ukraina sejak invasi mereka tahun lalu.
Kepala Krimea yang ditunjuk oleh Moskow mengatakan bahwa jembatan Chonhar menuju semenanjung tersebut, yang dianeksasi dari Ukraina oleh Moskow pada tahun 2014, telah rusak oleh serangan rudal. Satu lagi dari tiga jalur jalan antara Krimea dan bagian daratan Ukraina yang diduduki Rusia, di dekat kota Henichesk, ditembaki dan seorang pengemudi sipil terluka, kata seorang pejabat yang ditunjuk Moskow.
Dalam pidato video malamnya pada hari Ahad, Zelenskiy mengatakan bahwa sistem pertahanan udara canggih, termasuk Patriot buatan A.S. dan IRIS-T buatan Jerman, terbukti "sangat efektif" dan telah "memberikan hasil yang signifikan."
Zelenskiy mengatakan Ukraina telah menembak jatuh sebagian besar serangan Rusia selama sepekan terakhir, termasuk 65 rudal dari berbagai jenis dan 178 pesawat tak berawak, termasuk 87 Shahed.
Militer Ukraina kemudian mengatakan bahwa Rusia telah meluncurkan 30 rudal dan 48 serangan udara. "Sayangnya, ada korban jiwa dan luka-luka di antara penduduk sipil. Bangunan-bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sipil lainnya mengalami kehancuran," kata militer Ukraina dalam sebuah pernyataan.
Serangan tersebut terjadi setelah apa yang dikatakan Zelenskiy sebagai serangan bom pada hari Sabtu malam di sebuah pusat transfusi darah di kota Kupiansk, sekitar 16 km (10 mil) dari garis depan di wilayah Kharkiv timur. Ia menggambarkan serangan tersebut sebagai kejahatan perang. Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut.
Rusia menyangkal secara sengaja menargetkan warga sipil atau rumah sakit militer dalam invasi besar-besaran ke Ukraina. Di mana secara keseluruhan telah menewaskan ribuan orang, dan membuat jutaan orang mengungsi serta menghancurkan kota-kota.