REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merespons isu yang menyebut namanya sebagai kandidat paling potensial sebagai calon wakil presiden (cawapres) 2024. Erick menilai hal tersebut sebagai bentuk apresiasi atas kinerjanya di BUMN maupun Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI).
"Saya rasa terlalu dini, kan ini masih proses, jadi saya tegak lurus saja sama Bapak Presiden," ujar Erick dikutip dari keterangannya, Ahad (13/8/2023).
Erick mengatakan keputusan capres dan cawapres seperti halnya sebuah percintaan yang tak hanya melibatkan pasangan yang tengah memadu kasih. Erick mengatakan keseriusan jalinan cinta untuk menuju pelaminan tentu akan melibatkan banyak pihak, terutama dari orang tua dan keluarga besar.
"Yang namanya percintaan saja ketika mulai cocok, lalu ada faktor orang tua. Sama, dalam proses seperti ini, ada koalisi yang perlu (presidential threshold) 20 persen," ujar mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Erick mengatakan keputusan pasangan capres dan cawapres menjadi kewenangan dari partai politik (parpol). Begitu juga dengan Partai Amanat Nasional (PAN) yang sejak awal menaruh namanya sebagai kandidat utama cawapres.
"Saya rasa sebaiknya tanya PAN karena mereka sedang koalisi, saya tidak bisa mendahului," sambung pria kelahiran Jakarta itu.
Erick mengatakan saat ini dirinya berfokus menyelesaikan tanggung jawab dan penugasan yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Baik sebagai Menteri BUMN maupun membenahi sepak bola.
Salah satu yang tengah didorong Erick ialah dengan meningkatkan aktivitas pasar murah BUMN untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok yang terjangkau dan menjadi komitmen BUMN sebagai stabilitator harga bahan pokok.
"Yang pasti, Bapak Presiden intruksikan bikin pasar murah sebanyak-banyaknya, BUMN bersama kepala daerah atau menteri lain, ini yang lagi terus kita dorong," kata Erick.