Senin 14 Aug 2023 06:39 WIB

CPOPC Luncurkan Program Young Elaeis Ambassador Kelapa Sawit

Peluncuran dihadiri oleh perwakilan kedutaan besar negara produsen sawit.

Buah Kelapa Sawit dan minyak yang dihasilkan (ilustrasi)
Foto: INHABITAT.COM
Buah Kelapa Sawit dan minyak yang dihasilkan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dewan Negara-negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) melaunching #YoungElaeis Ambassadors atau Duta Muda Kelapa Sawit di Jakarta.

Bersamaan dengan acara tersebut, CPOPC juga menyelenggarakan diskusi dengan topik “Green Skills untuk Pemuda dan Peran Industri Kelapa Sawit untuk Mencapai Dunia yang Berkelanjutan” terkait dengan tema Hari Pemuda Internasional 2023.

Baca Juga

Peluncuran dihadiri oleh perwakilan kedutaan besar negara produsen dan konsumen di Jakarta, asosiasi pemuda, diaspora, dan pemangku kepentingan kelapa sawit. Tujuan dari program Young Elaeis Ambassadors adalah untuk melibatkan dan mengedukasi komunitas muda dalam mengadvokasi pilar keberlanjutan di industri sebagai pelaku dan konsumen minyak sawit masa depan.

Dr. Rizal Affandi Lukman, Sekretaris Jenderal CPOPC dalam sambutan menegaskan, bahwa peran penting generasi muda dan tantangan negara-negara penghasil minyak sawit saat ini untuk memenuhi permintaan minyak sawit yang terus meningkat.

“Keprihatinan tersebut disampaikan oleh perwakilan petani kecil Indonesia dan Malaysia pada Lokakarya Petani Internasional yang berlangsung bulan lalu di Melaka, Malaysia,” kata dia pada acara Launching #YoungElaeis Ambassadors: Ambassadors of Palm Oil di M. Bloc Space Kebayoran Baru Jakarta, Sabtu (12/8/2023).

Rizal mengungkapkan, mereka mengeluh bahwa generasi muda sekarang kurang berminat untuk melanjutkan jejak mereka sebagai petani kelapa sawit.

“Padahal untuk terus dapat memenuhi permintaan sawit yang tinggi, potensi dan kreatifitas anak muda sangat dibutuhkan. Namun, hal itu tidak dapat terwujud tanpa adanya kemauan untuk terlibat aktif dalam industri tersebut,” tegas Rizal.

Dalam pandangan Pejabat Senior dari masing-masing negara anggota CPOPC, generasi muda memiliki peran penting dalam membentuk masa depan dunia yang berkelanjutan.

Sekretaris Jenderal, Kementerian Perkebunan dan Komoditas Malaysia, YBhg. Dato’ Mad Zaidi Bin Mohd Karli menyatakan, komitmen terhadap produksi yang bertanggung jawab, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan sosial telah menjadikan palem sebagai contoh utama bagaimana komoditas dapat dibudidayakan untuk memberi manfaat bagi masyarakat dan planet ini.

Dalam kaitan ini, Dato’ Mad Zaidi menggarisbawahi bahwa peluncuran program Duta Muda Elaeis di Hari Pemuda Internasional menekankan pentingnya pemikiran anak muda dalam mendorong perubahan dan mempromosikan keberlanjutan di dunia saat ini.

Deputi Koordinasi Bidang Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Perekonomian RI Dr. Musdhalifah Machmud mengungkapkan, kontribusi dan peran kelapa sawit sebagai bagian dari kebutuhan pangan dan energi.

“Pada intinya peran generasi milenial mampu menunjukkan nilai keberlanjutan dari hulu ke hilir kelapa sawit dan meningkatkan harmonisasi People, Profit, dan Planet,” kata dia.

Musdhalifah menambahkan, peran generasi muda atau milenial sebagai garda terdepan dalam menyampaikan informasi terkait komoditas sawit sesuai fakta akan sangat menentukan masa depan sawit nasional Indonesia.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Negara di Kantor Pertanian, Kementerian Pertanian dan Peternakan Honduras, Mr. Lid Roy Lazo Rodríguez, memberikan sambutan dalam acara peluncuran yang diadakan di Tegucigalpa, Honduras, pada pukul 23.00 – 00.30 waktu Jakarta.

Dalam peluncuran di Indonesia dan Honduras juga diadakan diskusi tentang peran kelapa sawit untuk memberikan kesempatan keterampilan bagi pemuda untuk mencapai dunia yang berkelanjutan.

Adapun dalam diskusi tersebut menghadirkan Andi Hilmi Malawakkil, seorang pengusaha muda yang mendirikan dan menjalankan perusahaan Minyak Goreng Bekas (UCO) untuk membantu nelayan setempat mendapatkan biodiesel yang terjangkau dari UCO.

Pembicara lain, Naila Khoiri, mengungkapkan ketertarikannya pada baterai berkelanjutan dari bahan yang tidak terpakai yang mengarahkan penelitiannya ke limbah kelapa sawit. Di Tegucigalpa, Javier Carias, seorang petani muda, membagikan pengalaman suksesnya yang didukung oleh para pemangku kepentingan industri kelapa sawit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement