Kamis 17 Aug 2023 14:16 WIB

Nadiem: Merdeka Belajar Wujud Gotong Royong dalam Transformasi Pendidikan

Kurikulum Merdeka menjadi terobosan sistem pendidikan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Erdy Nasrul
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia Nadiem Anwar Makarim.
Foto: Dok. Kemendikburistek
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia Nadiem Anwar Makarim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan, perjuangan dalam menggerakkan Merdeka Belajar dalam empat tahun terakhir semakin menunjukkan pentingnya gotong royong. Menurut dia,  gotong royong merupakan pelajaran yang didapatkan dari pendahulu bangsa ketika memperjuangkan kemerdekaan.

“Dari para pendahulu bangsa kita belajar bahwa kemerdekaan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan secara bergotong royong. Perjuangan kita dalam menggerakkan Merdeka Belajar dalam empat tahun terakhir semakin menunjukkan pentingnya gotong royong dalam menwujudkan kemerdekaan dalam sistem pendidikan Indonesia,” tutur Nadiem dalam pidato sambutan pada perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia, di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Kamis (17/8/2023).

Baca Juga

Sebab itu, pada kesempatan tersebut Nadiem mengimbau para pendidik dan orang tua untuk memahami, keberhasilan belajar anak-anak tidak terbatas pada membaca, menulis, dan berhitung. Tetapi juga kemampuan literasi dan numerasi, keterampilan berkomunikasi, serta pengamalan karakter nilai-nilai Pancasila dalam keseharian siswa.

Implementasi Kurikulum Merdeka menjadi terobosan sistem pendidikan. Nadiem mengatakan, kini guru dan siswa di lebih dari 250 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia telah merasakan keleluasaan dalam belajar mengajar.

“Adanya gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan di mana anak-anak mendapatkan kemerdekaan lebih besar untuk mengembangkan kemampuan fondasionalnya,” ucap Nadiem yang menjadi pembina upacara mengenakan busana adat Jawa Timur.

Kemudian, didukung dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKSP), Kemendikbudristek berupaya agar semua warga sekolah dapat belajar, berkarya, dan bekerja dengan aman dan nyaman.

“Gotong royong semua pihak, mulai dari kementerian, pemerintah daerah, warga satuan pendidikan, sampai keluarga menjadi kunci dari penghapusan segala bentuk kekerasan pada ekosistem pendidikan,” jelasnya.

Di sisi pendidik, Kemendikbudristek terus membuktikan komitmennya meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru. Program seleksi guru Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK) juga terus dilakukan dengan melibatkan kolaborasi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

“Berkat gotong royong ini, kita berhasil mencetak rekor dengan merekrut 544 ribu guru ASN PPPK dan jumlah ini akan terus meningkat sampai mencapai target satu juta guru yang diangkat sebagai ASN PPPK,” kata Nadiem.

Berikutnya, untuk jenjang pendidikan berbagai program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah berhasil mengubah hidup lebih dari 760 ribu mahasiswa. Menurut Nadiem, kesempatan belajar di luar kampus baik di industri, sekolah hingga masyarakat, memberi pengalaman yang sangat berharga bagi generasi muda guna berkontribusi lebih besar bagi bangsa dan negara di masa mendatang.

“Mari kita lanjutkan semangat gotong royong para pendahulu kita untuk bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar,” kata dia.

Kiprah Anak Muda Maknai Perjuangan

Mewakili suara generasi muda, Ahmad Tsaqif Alfayadh, pemimpin upacara pada perayaan HUT ke-78 RI di Kantor Kemendikbudristek mengatakan, perjuangan esensinya adalah proses membangun kebermanfaatan seluas-luasnya bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement