REPUBLIKA.CO.ID, JARANWALA -- Polisi di Pakistan timur menangkap 129 perusuh dalam semalam, Kamis (17/8/2023). Massa marah atas dugaan penodaan Alquran dan menyerang gereja dan rumah minoritas Kristen.
Kekerasan tersebut menuai kecaman nasional. Perdana Menteri sementara Anwaarul-ul-Haq Kakar memerintahkan polisi untuk memastikan para perusuh ditangkap.
Pada Kamis, Kepala Kepolisian setempat Rizwan Khan mengatakan, 129 tersangka telah ditangkap dan situasi terkendali. Delegasi ulama Muslim tiba di Jaranwala untuk membantu menenangkan situasi, saat pasukan dan polisi berpatroli di daerah tersebut. Otoritas setempat telah menutup sekolah dan kantor serta melarang aksi unjuk rasa selama seminggu untuk mencegah lebih banyak kekerasan.
Pihak berwenang memanggil tentara untuk memulihkan ketertiban di kota Jaranwala di distrik Faisalabad. Orang-orang Kristen yang tinggal di daerah tersebut dengan cepat pindah ke tempat yang lebih aman saat massa mengamuk pada Rabu (16/8/2023).
Laporan petugas setempat, tidak ada korban dari salah satu serangan paling merusak di negara itu terhadap orang Kristen. Mereka pun perlahan kembali ke rumah untuk melihat kehancuran pada Kamis. Sedikitnya satu gereja dibakar, empat rusak, dan dua lusin rumah dibakar atau rusak parah.
“Kami sedang duduk di rumah ketika tiba-tiba kami mendengar massa datang dan membakar rumah serta menyerang gereja,” kata Shazia Amjad sambil menangis di luar rumahnya yang dibakar.
Amjad mengatakan, massa membakar barang-barang rumah tangga dan perabotan. Beberapa barang miliknya dicuri saat dia mengungsi sementara bersama keluarganya di tempat yang lebih aman.
Menurut Amjad, para perusuh memercikkan bensin untuk membakar rumah. Umat Kristiani lainnya menggambarkan cobaan yang serupa dan menyatakan kebingungan.
Amjad mengatakan, beberapa perusuh membawa kendaraan untuk mengambil barang-barang rumah tangga umat Kristiani setelah membakar perabot dan barang-barang lainnya. “Mengapa mereka melakukannya pada kami? Kami tidak melakukan kesalahan apa pun,” katanya.
Orang-orang Kristen setempat menghibur satu sama lain di luar rumah yang rusak, menangis, dan sedih. Mereka yang kehilangan rumah tidak tahu ke mana harus pergi atau tindakan yang harus dilakukan sekarang.
Kerusuhan dimulai dugaan umat Kristen merobek halaman Alquran....