REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh menyatakan sebanyak 1.352 jiwa dalam 338 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh terkena dampak banjir yang dipicu curah hujan tinggi di daerah tersebut. “Korban terdampak 1.352 jiwa, tidak ada pengungsi dan korban jiwa. Kondisi terakhir air sudah surut,” kata Kepala Pelaksana BPBD Aceh Ilyas melalui Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Aceh, di Banda Aceh, Jumat (18/8/2023).
Ia menjelaskan, banjir di Aceh Tenggara terjadi sejak Kamis lalu. Peristiwa banjir ini terjadi akibat intensitas curah hujan tinggi di Aceh Tenggara sehingga membuat tanggul Sungai Kinga di Kecamatan Lawe Sumur jebol dan membuat air meluap ke badan jalan dan rumah warga.
“Dampak material dari kejadian ini yaitu rumah warga terendam, akses jalan tidak bisa dilalui karena air masih tergenang di badan jalan, tersumbatnya jembatan Gampong Kuta Buluh, jebolnya tanggul sungai Lawe Kinga dan jebolnya tanggul sungai Lawe Alas di Gampong Pedesi,” ujarnya.
Adapun daerah yang terdampak yakni sebanyak delapan gampong di Kecamatan Bambel, empat gampong di Kecamatan Lawe Sumur, dua gampong di Kecamatan Semedam, enam gampong di Kecamatan Bukit Tusam, dan satu gampong di Kecamatan Pulonas Baru.
Dalam penanggulangan bencana, menurut dia, BPBD Aceh Tenggara mengerahkan tim reaksi cepat ke lokasi kejadian untuk melakukan pendataan, pemantauan, imbauan prakiraan cuaca serta mengerahkan satu unit alat berat untuk membantu penanganan bencana.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Provinsi Aceh agar mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor yang dipicu curah hujan tinggi dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan.
“Waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan lainnya akibat hujan lebat,” kata Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Stya Juangga Dirta.
Ia menjelaskan, hingga tiga hari ke depan wilayah Aceh masih berpotensi terjadi hujan di beberapa wilayah, yang dipengaruhi adanya daerah belokan angin dan konvergensi di wilayah tersebut. Selain itu, juga didukung adanya kenaikan suhu muka laut di wilayah Samudera Hindia sehingga meningkatkan potensi penguapan yang berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Tanah Rencong itu.