Jumat 18 Aug 2023 22:34 WIB

Rajin Sholat atau Gemar Puasa, Tapi Jangan Abaikan 3 Tugas yang Tak Kalah Penting Ini

Manusia juga mempunyai tiga tugas utama di muka bumi

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi memakmurkan bumi. Manusia juga mempunyai tiga tugas utama di muka bumi
Foto: ANTARA/Patrik Cahyo Lumintu
Ilustrasi memakmurkan bumi. Manusia juga mempunyai tiga tugas utama di muka bumi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Terdapat tiga tugas utama seorang Muslim selama berada di muka bumi. Ketiga tugas tersebut merupakan pekerjaan besar seorang Muslim di dunia.

"Mungkin ada sebagian yang hanya berfokus ke ibadah, seperti sholat, berpuasa, dan lainnya. Ketahuilah, jika dia tidak bekerja atau tidak berupaya memakmurkan bumi, dan tidak pula memperbaiki akhlak, maka telah melanggar perintah Allah SWT," kata Asisten profesor fiqih di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, Hani Tammam, dilansir Masrawy Jumat (18/8/2023). 

Baca Juga

Karena itu, Tammam menerangkan, tiga tugas utama atau tugas besar seorang Muslim di dunia adalah beribadah, menyucikan jiwa (tazkiyatun nafs), dan memakmurkan bumi. 

Dalil terkait tugas beribadah kepada Allah SWT, yaitu pada Surat adz Dzariyat ayat 56. Allah SWT berfirman: 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)." 

Adapun tugas menyucikan jiwa, dasarnya ialah Surat Asy Syams ayat 7-10. Allah SWT berfirman: 

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا "Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." (QS Asy Syams ayat 7-10) 

Sedangkan tugas memakmurkan bumi merujuk pada Surat Hud ayat 61. 

 وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ

“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."   

Tammam kemudian menjelaskan tentang Surat Al Jumuah ayat 9. Allah SWT berfirman: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ  وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS Al Jumuah ayat 9). 

Ayat tersebut berisi tentang ibadah, bekerja dan penyucian jiwa. Ayat 9 Surat Al Jumuah menunjukkan, jika suatu pekerjaan bertentangan dengan waktu pelaksanaan ibadah, maka prioritaskan ibadah. Transaksi dagang yang dilakukan pada waktu sholat Jumat adalah dilarang. 

Baca juga: Sosok Perempuan Hebat di Balik Tumbangnya Tiran dan Singgasana Firaun

Selain itu, Mubaligh Mesir Syekh Dr Amr Khalid berpesan, seorang Muslim juga harus bekerja keras dalam mengarungi kehidupan di dunia. Mesti mengerahkan kemampuannya menapaki kehidupan di dunia. Dasarnya ialah Al Mulk ayat 15. 

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ 

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”  

Jika seorang Muslim bersikap malas maka Allah SWT tidak ridha kepadanya. Sebab, Allah SWT mencintai orang-orang yang bekerja keras dalam hidupnya. Salah satu ibadah di Tanah Suci, adalah sai.

"Itu seakan-akan Allah SWT melatih kita dan berkata 'Saya ingin kalian melakukan ini agar bisa makan enak, sebagaimana yang dilakukan Sayyidah Hajar hingga keluarlah sumur Zamzam sehingga dapat dinikmati sampai sekarang'," tuturnya.   

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement