REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui aplikasi Sipongi dan patroli udara mendeteksi 7.735 titik api terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di provinsi itu. Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Penanganan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Kalsel hingga Sabtu (19/8/2023), pukul 23.55 Wita, jumlah titik api tersebut mengalami lonjakan dibanding pekan lalu sekitar 4.543 titik.
“Titik api terbanyak di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sekitar 1.380 titik, luas karhutla ditangani di sana sudah mencapai 77 hektare,” kata Kepala BPBD Kalsel Raden Suria Fadliansyah saat dikonfirmasi di Banjarmasin, Ahad (20/8/2023).
Berdasarkan data yang dihimpun melalui aplikasi dan patroli udara, kata dia, secara berurutan terdapat tiga kabupaten lagi yang terdeteksi titik api terbanyak, yakni Tanah Laut (1.363 titik), Banjar (1.292 titik), dan Balangan (1.150 titik).
“Wilayah Kota Banjarmasin tidak mengkhawatirkan karena paling minim sumber panas, yakni hanya enam titik,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, ada tiga wilayah mendominasi luas penanganan karhutla, yang pertama di Kota Banjarbaru. Peristiwa karhutla di kota itu terjadi hampir setiap hari dengan catatan penanganan mencapai 708 hektare, padahal titik api di kota tersebut tidak terlalu rentan.
Kemudian wilayah kedua di Kabupaten Tanah Laut dengan karhutla mencapai 424 hektare. Kemudian ketiga di Kabupaten Banjar dengan luas penanganan karhutla sekitar 287 hektare. Secara keseluruhan, pada 13 kabupaten dan kota, satgas menangani karhutla 1.762 hektare dengan perincian sebanyak 650 peristiwa, di antaranya 29 kebakaran hutan dan 621 kebakaran lahan.
Data tersebut merupakan seluruh peristiwa karhutla yang ditangani oleh satgas gabungan berdasarkan catatan BPBD Kalsel. Berdasarkan pantauan, pada beberapa lokasi karhutla, petugas satgas darat mengakui beberapa lokasi sulit ditempuh akibat tidak terjangkau sehingga masih banyak luas karhutla yang tidak tercatat oleh bagian Pusdalops-PB BPBD Kalsel.