Selasa 22 Aug 2023 18:29 WIB

Mandiri Sekuritas Pangkas Target IHSG di Akhir 2023 Jadi Hanya 7.180

Mandiri Sekuritas merevisi turun proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan berada di dekat papan pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023).
Foto: Republika/Prayogi.
Karyawan berada di dekat papan pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mandiri Sekuritas merevisi turun proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hingga akhir 2023, IHSG diperkirakan hanya akan mampu menyentuh level 7.180, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya di level 7.510.

Head of Equity Research, Strategy, Consumer Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, mengatakan penurunan target tersebut lantaran adanya potensi volatilitas. "Di semester II volatilitas masih akan terjadi," kata Adrian, Selasa (22/8/2023).

Baca Juga

Menurut Adrian, volatilitas disebabkan oleh penyesuaian harga komoditas yang sempat menyentuh puncaknya pada tahun lalu. Faktor lainnya, yaitu pertumbuhan pendapatan perusahaan yang dinilai kurang memuaskan. 

Adrian mengakui, pertumbuhan kinerja perusahaan di negara berkembang tidak seperti yang diharapkan di awal tahun. Meski demikian, Adrian melihat kinerja perusahaan akan menunjukkan pemulihan pada kuartal IV 2023.

"Kinerja perusahaan akan semakin membaik pada kuartal I 2024 seiring dengan menurunnya kontribusi sektor komoditas," kata Adrian.  

Selain kinerja perusahaan yang membaik, Adrian melihat suku bunga acuan AS yang berpotensi diturunkan pada tahun depan akan menjadi sentimen positif bagi IHSG. Hal ini didukung rupiah yang tetap stabil di tengah pelemahan dolar AS. 

Dari sisi valuasi, Adrian menilai, IHSG lebih menarik dari bursa di negara berkembang lainnya. "Dibandingkan emerging market lainnya, kinerja bursa saham Indonesia itu termasuk baik. Kami masih yakin IHSG bisa tembus 7.180 dengan PE 13,6 kali," kata Adrian.

Adapun sektor penopang kinerja IHSG sampai akhir tahun yaitu perbankan dan consumer staples. Adrian memperkirakan kinerja sektor perbankan akan tumbuh sebesar 16 persen, sedangkan sektor consumer staples bisa tumbuh hingga 34 persen.

"Sebenarnya ada beberapa yang kinerjanya baik di luar sektor-sektor tersebut, hanya secara kontribusi market cap dan bobot indeks tidak terlalu besar," jelas Adrian.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement