REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani mengatakan perubahan koalisi masih sangat mungkin terjadi sebelum pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada 19 Oktober hingga 25 November 2023. Hal itu disampaikannya dalam menanggapi pernyataan elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang membayangkan bersatunya Ganjar Pranowo dan Anies Rasyid Baswedan.
"Kalau kita lihat sejauh ini perkembangan, maka meskipun koalisi itu mulai terbentuk, tapi belum final. Barangkali mungkin malah masih perempat final atau semi final, yang jelas belum final. Karena itu tentu perubahan komposisi koalisi itu masih sangat mungkin," ujar Arsul di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (22/8.2023).
"Bahkan saya termasuk orang yang percaya di luar tiga sosok nama itu (Ganjar, Prabowo, dan Anies) bisa muncul nanti bacapres alternatif. Saya termasuk orang yang percaya," sambungnya.
PPP sendiri mendorong Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno sebagai cawapres dari Ganjar Pranowo. Sandiaga memiliki modal kuat dengan elektabilitasnya sebagai cawapres tertinggi kedua dalam banyak hasil survei.
"Harapannya tentu kalau sebagai orang PPP ya Pak Sandi itu akan menjadi cawapres, cawapresnya ya. Karena saat ini PPP berkoalisi dengan PDIP, ya cawapresnya Pak Ganjar, itu kan harapan kami semua juga di PPP," ujar Arsul.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah sangat bersyukur elektabilitas Ganjar sebagai bakal capres kembali meningkat dalam survei Litbang Kompas. Menurutnya, kerja segenap kader PDIP berhasil diterima oleh rakyat.
Ia juga enggan meremehkan elektabilitas bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan. Bahkan, tak segan ia membayangkan jika Ganjar dan Anies dapat bersatu menjadi satu kekuatan.
"Bagi kami, Anies Baswedan bukan kompetitor yang patut diremehkan, beliau dengan Ganjar adalah sosok calon pemimpin yang cerdas. Keduanya sama sama dalam satu almamater, kampus terhebat di Indonesia, yakni Universitas Gadjah Mada," ujar Said lewat keterangannya, Senin (21/8/2023).
"Apalagi jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita ke depan. Sama-sama masih muda, cerdas, dan enerjik," sambungnya.