Kamis 24 Aug 2023 14:54 WIB

AAJI Catat Hasil Investasi Industri Asuransi Jiwa Tumbuh 241,5 Persen

Hal ini antara lain dipengaruhi kinerja positif dari instrumen SBN.

Petugas membersihkan logo asuransi jiwa di Kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Petugas membersihkan logo asuransi jiwa di Kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta, Rabu (10/6/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menyampaikan total hasil investasi industri asuransi jiwa di Indonesia tercatat meningkat signifikan sebesar 241,5 persen year on year (yoy) pada semester I 2023.

Hasil investasi industri asuransi jiwa tercatat menjadi sebesar Rp 16,38 triliun pada semester I 2023, dari sebelumnya hanya sebesar Rp 4,80 triliun pada periode yang sama tahun lalu. "Meningkatnya hasil investasi, antara lain dipengaruhi kinerja positif dari instrumen investasi surat berharga negara (SBN)," ujar Budi dalam konferensi pers di Rumah AAJI, Menteng, Jakarta, Kamis (24/8/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan total investasi industri asuransi jiwa nasional tercatat sebesar Rp 538,77 triliun pada semester I 2023, atau sekitar 87,6 persen dari total aset industri asuransi jiwa yang sebesar Rp 615,01 triliun. Total investasi pada paruh pertama 2023 tersebut meningkat tipis 0,4 persen (yoy) dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 536,67 triliun pada periode yang sama 2022.

"Investasi mengalami peningkatan 0,4 persen. Peningkatan tersebut antara lain dipengaruhi oleh peningkatan pada sejumlah instrumen investasi, seperti saham, sukuk korporasi, dan SBN," kata Budi.

Budi mengatakan, industri asuransi jiwa turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan pasar modal melalui penempatan investasi jangka panjang pada instrumen saham, reksa dana, dan sukuk korporasi total sebesar Rp 297,19 triliun. Perinciannya, alokasi investasi pada instrumen saham sebesar Rp 158,18 triliun, instrumen reksa dana sebesar Rp 95,07 triliun, dan instrumen sukuk korporasi sebesar Rp 43,93 triliun.

Sementara itu, alokasi investasi pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dan deposito masing-masing secara berurutan sebesar Rp 157,16 triliun dan Rp 38,94 triliun. Kemudian, alokasi investasi pada instrumen bangunan dan tanah sebesar Rp 14,38 triliun, instrumen penyertaan langsung sebesar Rp 23,75 triliun, dan lain-lain sebesar Rp 7,34 triliun.

Budi menyebut peningkatan 241,5 persen (yoy) hasil investasi selama paruh pertama 2023 tersebut telah menopang pendapatan industri asuransi jiwa nasional menjadi senilai Rp 107,32 triliun, atau meningkat tipis 1,8 persen (yoy) dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 105,44 triliun pada periode yang sama 2022.

"Harapannya dengan semakin membaiknya perekonomian ini, juga semakin meningkatkan minat masyarakat terhadap industri asuransi jiwa dan mampu mendorong pendapatan premi industri," ujar Budi.

 

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement