REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, memetakan wilayah terdampak kekeringan, salah satunya menentukan pembagian air untuk mengairi sawah petani setempat.
Wakil Bupati Sidoarjo Subandi di Sidoarjo, Kamis, mengatakan saat ini pihaknya melakukan pemetaan wilayah mana saja yang terdampak kekeringan.
"Kami juga berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah terkait supaya melakukan pembagian air, terutama ke sawah masyarakat yang mengalami kekeringan," ujarnya di sela meninjau lokasi sawah terdampak kekeringan di Sentul, Tanggulangin.
Ia mengatakan, sudah hampir dua bulan Sidoarjo tidak diguyur hujan dan kondisi ini sangat berimbas langsung ke petani.
"Beberapa lahan pertanian di Sidoarjo siap panen, mengalami kekeringan," ujarnya.
Saat ini, pihaknya menginstruksikan kepada dinas terkait tentang perlu adanya pembagian debit air dari hulu sampai hilir.
"Sayang kalau padinya mulai berbuah sementara pengairannya tidak ada, sampai tanahnya mulai retak - retak," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo Eni Rustianingsih menyebutkan untuk total areal pertanian yang sudah tanam seluas 15 ribu hektare.
"Lahan yang kekeringan di kecamatan Tanggulangin itu 105 hektare, kalau total lahan kekeringan di Sidoarjo sekitar 1.000 hektare," tuturnya.
Ia mengatakan, lahan yang kekeringan di Sidoarjo terjadi di wilayah hilir Sungai Brantas seperti Sedati, Buduran, Gedangan, Waru, Taman.
"Untuk Sidoarjo bagian barat karena dekat dengan hulu," ucapnya.
Dia juga menjelaskan bahwa cuaca ekstrem yang berakibat kekeringan ini efek dari fenomena badai El Nino.
"Lahan pertanian yang mengalami kekeringan, akan diupayakan untuk mendapat pengairan yang cukup, sehingga tidak sampai gagal panen," ucapnya.