Kamis 31 Aug 2023 14:49 WIB

Bos BI Yakin Rupiah Menguat pada 2024 karena Faktor Ini

Ada empat faktor yang mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada penutupan perdagangan Kamis (29/9/2022) sebesar 4 poin atau 0,03 persen ke level Rp15.262,50 per dolar AS. Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada penutupan perdagangan Kamis (29/9/2022) sebesar 4 poin atau 0,03 persen ke level Rp15.262,50 per dolar AS. Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat pada 2024. Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan stabilisasi nilai tukar rupiah terus dilakukan karena dampak dari kondisi perekonomian global yang masih belum menentu.

"Ke depan, kami perkirakan ada empat faktor kenapa nilai tukar pada 2024 akan menguat," kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (31/8/2023). 

Baca Juga

Faktor pertama, yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih dalam perkembangan positif. Kedua yaitu inflasi yang rendah, ketiga, yakni imbal hasil yield yang menarik, dan keempat adalah penerapan dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan atau Pengolahan Sumber Daya Alam.

"Insya Allah kalau akhir tahun ini ada 8-9 miliar dolar AS devisa hasil ekspor SDA bisa masuk sehingga bisa memperkuat ketahanan eksternal kita," ujar Pery. 

Untuk itu, Perry memperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah tahun ini berkisar Rp 14.800 hingga Rp 15.200. Semantara tahun depan berkisar Rp 14.500 sampai Rp 15.100. 

"Untuk itu, kami mendukung rata-rata nilai tukar rupiah yang dipakai asumsi dari APBN Rp 15 ribu per dolar AS," kata Perry. 

Dia menuturkan, nilai tukar rupiah secara year to date masih menguat 1,78 persen. Perry menuturkan, beberapa tahun ini BI dapat menstabilkan nilai tukar rupiah pada level sekitar Rp 15.250. Perry menambahkan, dari sisi ketahanan eksternal ekonomi Indonesia cukup bagus.

Dia mengatakan, dari sisi neraca pembayaran transaksi berjalan tahun ini diperkirakan antara surplus 0,4 persen hingga defisit 0,4 persen dari PDB. Sementara itu, Perry memproyeksikan defisit transaksi berjalan pada tahun depan masih akan rendah. 

"Defisit transaksi berjalan pada 2024 rendah antara 1,5 sampai 1,3 persen. Sehingga secara keseluruhan prospek neraca pembayaran masih cukup bagus didukung juga aliran masuk khususnya dari PMA," ujar Perry. 

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan pemerintah memperkirakan pergerakan rata-rata nilai tukar rupiah berada pada level Rp 15.000 per dolar AS. Suahasil menjelaskan, rata-rata nilai tukar rupiah tersebut menjadi dasar untuk mendesain RAPBN 2024.

"Rata-rata nilai tukar untuk 2024 akan di angka sekitar Rp 15 ribu dan ini yang kami gunakan untuk mendesain RAPBN 2024," ujar Suahasil. 

Suahasil menjelaskan, rata-rata nilai tukar rupiah pada tahun depan juga diperkirakan meningkat. Hal tersebut karena meredanya kebijakan pengetatan moneter global, penerapan regulasi DHE yang mendorong pasokan valuta asing dalam negeri, peningkatan beberapa komoditas ekspor unggulan baru, dan masih berlanjutnya capital inflow

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement