REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah polusi udara yang kian memburuk, risiko anak mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) semakin terbuka lebar. Jika anak terkena ISPA, bagaimana cara mengatasi ISPA yang tepat? Perlukah anak mendapatkan vaksinasi?
Dokter spesialis anak RSIA Family dan RSIA Grand Family, dr Handoko Lowis SpA mengatakan pertolongan pertama pada ISPA biasanya tidak membutuhkan tindakan apabila gejalanya tidak menunjukan suatu kondisi yang serius seperti pneumonia. "Dokter biasanya hanya akan meresepkan obat," ujarnya dam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kami (21/9/2023).
Pertolongan pertama di rumah terhadap penyakit ISPA:
1. Berikan obat penurun demam atau pemberian kompres apabila demam
2. Perhatikan asupan gizi, berikan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Berikan dalam porsi sedikit dan berulang dengan frekuensi sering
3. Perhatikan asupan cairan terutama air putih, termasuk buah dan yang lainnya. Cairan dapat membantu mengencerkan dahak. Kekurangan cairan akan menambah sakit yang diderita
4. Jika pilek, bersihkan hidung untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah
5. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat, yaitu berventilasi cukup dan tidak berasap
6. Apabila selama perawatan di rumah keadaan terus memburuk, maka dianjurkan untuk segera dibawa ke dokter
7. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan di atas, usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter spesialis.
Pemberian vaksinasi
Ia menjelaskan vaksinasi dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan respons imun tubuh bila terinfeksi oleh bakteri atau virus yang dilemahkan tersebut di kemudian hari. Anak yang sudah divaksinasi tidak mudah menjadi sakit bila terserang bakteri atau virus tersebut, karena tubuh dengan cepat akan membentuk antibodi dan membunuh bakteri atau virus yang masuk.
"Pemberian vaksinasi yang tepat waktu akan memberikan hasil yang optimal," ungkapnya.
Jika terlambat diberikan, orang tua dapat berdiskusi dengan dokter anaknya untuk pemberian vaksinasi selanjutnya. Jangan sampai vaksinasi dihentikan karena terjadi keterlambatan dalam pemberiannya, karena lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Pneumonia pada anak adalah penyebab infeksi tunggal terbesar kematian pada anak-anak di seluruh dunia. Pneumonia membunuh 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2019, terhitung 14 persen dari semua kematian anak di bawah 5 tahun tetapi 22 persen dari semua kematian pada anak usia 1 sampai 5 tahun. Beberapa jenis pneumonia dapat dicegah dengan vaksin. Anak-anak biasanya mendapatkan vaksin rutin terhadap Haemophilus influenzae, pneumococcus, dan batuk rejan mulai dari usia 2 bulan.
"Vaksin flu direkomendasikan untuk semua orang dewasa dan anak-anak berusia 6 bulan ke atas. Vaksin ini sangat penting untuk anak-anak yang memiliki penyakit kronis, seperti kelainan jantung atau paru-paru atau asma," katanya.