Senin 25 Sep 2023 06:48 WIB

Ratusan Pemukim Yahudi Geruduk Al-Aqsa untuk Rayakan Yom Kippur

Yom Kippur dianggap sebagai hari paling suci dalam kalender Yahudi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Seorang perempuan membaca Alquran dengan latar belakang Dome of Rock, kompleks Masjid Al Aqsa, Palestina.
Foto: republika
Seorang perempuan membaca Alquran dengan latar belakang Dome of Rock, kompleks Masjid Al Aqsa, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ratusan pemukim Yahudi Israel pada Ahad (24/9/2023) memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur untuk merayakan hari raya Yom Kippur. Dalam sebuah pernyataan singkat, Departemen Wakaf Islam yang dikelola Yordania mengatakan, 317 pemukim menggerebek lokasi tersebut di bawah perlindungan polisi pada Ahad pagi.

"Polisi Israel memasang penghalang keamanan di Kota Tua Yerusalem dan mencegah warga Palestina mencapai masjid," kata para saksi mata, dilaporkan Anadolu Agency.

Baca Juga

Yom Kippur dianggap sebagai hari paling suci dalam kalender Yahudi. Yom Kippur secara tradisional dilaksanakan dengan puasa sepanjang hari dan kebaktian khusus di sinagoga.

Musim liburan Yahudi Israel dimulai pada 15 September dengan memperingati hari libur Rosh Hashanah (Tahun Baru).  Mereka juga akan memperingati hari raya Sukkot pada akhir September dan hari raya Simhat Torah pada 6 Oktober.

Kelompok pemukim Yahudi Israel telah meminta para pendukungnya berkumpul di kompleks Al-Aqsa untuk memperingati hari raya Yom Kippur. Pada Jumat (22/9/2023), Israel memutuskan untuk menutup wilayah Palestina untuk hari libur Yom Kippur, yang dimulai Sabtu (23/9/2023) tengah malam dan akan berakhir pada Selasa (26/9/2023).

Bagi umat Islam, Al-Aqsa mewakili situs tersuci ketiga di dunia. Sementara orang-orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai Bukit Bait Suci (Temple Mount) karena merupakan situs dua kuil Yahudi kuno.

Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat kompleks Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel tahun 1967.  Mereka mencaplok seluruh kota pada 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas Internasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement