Kamis 28 Sep 2023 16:34 WIB

Semarak Garebeg Maulud di Yogya, Mulai Iringan Bregada Hingga Kirab Gunungan

Keramaian juga terlihat di halaman Pura Pakualaman.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
  Suasana peringatan Garebeg Maulud di Yogyakarta, Kamis (28/9/2023).
Foto: Febrianto Adi Saputro
Suasana peringatan Garebeg Maulud di Yogyakarta, Kamis (28/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tradisi rayahan Garebeg Maulud kembali digelar Keraton Yogyakarta pada rangkaian Hajad Dalem Sekaten dalam rangka peringatan Maulid Nabi SAW. Meski dirayakan setiap tahun, namun tak menyurutkan antusiasme warga untuk datang menyaksikan tradisi tersebut.

Terpantau masyarakat sudah memadati sekitaran Masjid Gedhe Yogyakarta sejak Kamis (28/9/2023) pagi. Tidak hanya warga dan turis domestik, terlihat juga sejumlah turis asing yang mengabadikan iring-iringan bregada tersebut.

Iring-iringan bregada prajurit Kraton dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Dengan berpakaian lengkap, iring-iringan bregada prajurit Keraton berjalan rapi menuju halaman Masjid Gedhe. Sementara beberapa pasukan lainnya berjalan menuju Pura Pakualaman.

Untuk diketahui terdapat sebanyak 10 Bregada Prajurit Keraton yang mengawal gunungan. Kesepuluh prajurit tersebut yakni Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, Nyutra, Bugis, dan Surakarsa.

Terdapat tiga Gunungan Kakung. Masing-masing gunungan dibawa ke Masjid Gedhe, Pura Pakualaman, dan Kepatihan. Sementara yang lainnya masing-masing berjumlah satu buah dan ikut dirayah di Masjid Gedhe, bersama dengan satu Gunungan Kakung  

Gunungan yang dibawa ke Kepatihan dikawal oleh Bregada Bugis. Kemudian gunungan yang dibawa untuk Pura Pakualaman dikawal oleh Prajurit Pura Pakualaman yakni Dragunder dan Plangkir.

Berdasarkan pantauan Republika, warga terlihat tertib saat menyaksikan iring-iringan bregada prajurit. Petugas pemadam kebakaran beberapa kali menyemprotkan air ke jalanan yang dilalui iring-iringan prajurit yang membawa gunungan.

 

Keramaian juga terlihat di halaman Pura Pakualaman. Setelah gunungan dimasukkan ke Pura Pakualaman untuk didoakan, gunungan kembali dikeluarkan oleh prajurit berpakaian dan topi serba merah sekitar pukul 11.50 WIB.

Warga dengan cepat memperebutkan gunungan yang berisi sayur-sayuran tidak lama setelah gunungan diletakkan di kompleks Pura Pakualaman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement