Rabu 11 Oct 2023 11:19 WIB

Azab Kaum Nabi Hud, Dikira akan Turun Hujan Ternyata Badai

Azab kemarau panjang diceritakan dalam Alquran.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Cuaca mendung sebelum hujan (ilustrasi).
Foto: SPA
Cuaca mendung sebelum hujan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kisah tentang Azab Kemarau Panjang bagi kaum Nabi Hud adalah salah satu cerita dalam Al-Quran. Nabi Hud adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah SWT kepada Kaum ‘Ad.

Kaum ‘Ad adalah sebuah kaum kuno yang tinggal di daerah yang sekarang menjadi bagian dari Semenanjung Arab. Mereka dikenal sebagai kaum yang sombong dan kufur terhadap ajaran-ajaran nabi mereka, Nabi Hud.

Baca Juga

Azab Kemarau Panjang yang diceritakan dalam Alquran merupakan salah satu hukuman yang Allah SWT timpakan kepada Kaum ‘Ad sebagai peringatan dan pelajaran bagi mereka.

Azab tersebut mengambil bentuk kemarau yang panjang dan menyengat, sehingga tanah menjadi tandus, sumur-sumur mengering, dan tanaman-tanaman mati. Ini menyebabkan penderitaan dan kesulitan besar bagi Kaum ‘Ad yang dahulu hidup dalam kemewahan dan kemakmuran.

Allah mengirimkan Nabi Hud kepada mereka untuk menyeru mereka untuk bertobat, menyembah Allah Yang Maha Esa, dan meninggalkan kesombongan serta keingkaran mereka.

Sayangnya, Kaum ‘Ad menolak pesan Nabi Hud, bahkan mereka semakin meningkatkan kesombongan dan penentangan terhadap ajaran Allah.

Akhirnya, Allah menjatuhkan azab yang lebih besar kepada mereka. Azab ini mencakup angin topan yang dahsyat dan menghancurkan Kaum ‘Ad yang sombong tersebut. Hanya Nabi Hud dan orang-orang yang beriman yang selamat dari azab tersebut.

Dalam Alquran surat Al-Aḥqaf ayat 24, Allah SWT berfirman:

فَلَمَّا رَاَوْهُ عَارِضًا مُّسْتَقْبِلَ اَوْدِيَتِهِمْ قَالُوْا هٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَا ۗبَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهٖ ۗرِيْحٌ فِيْهَا عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ

“Maka, ketika melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (Bukan,) tetapi itu azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang sangat pedih.

Berdasarkan Tafsir Tahlili Alquran Kemenag dijelaskan, segala macam usaha telah dilakukan Nabi Hud untuk mengajak kaumnya menganut agama yang benar.

Bahkan dalam ayat-ayat yang lain diterangkan bahwa Nabi Hud menantang kaumnya agar mereka semua dan dewa-dewa mereka itu bersama-sama melawan dan membunuh dirinya.

Namun tantangan itu tidak mereka hiraukan, sehingga Allah memutuskan untuk menimpakan azab kepada mereka.

Azab itu dimulai dengan datangnya musim kemarau panjang yang menimpa negeri mereka. Dalam keadaan demikian, mereka melihat awan hitam berarakan di atas langit dan bergerak menuju negeri mereka.

Mereka semua bergembira menyambut kedatangan awan itu. Menurut mereka, awan itu adalah tanda akan hujan dalam waktu dekat, yang selama ini sangat mereka harapkan. Mereka mengatakan, “Ini adalah awan yang membawa hujan.”

Lalu Nabi Hud menatap awan itu dan memperhatikannya dengan seksama, kemudian beliau berkata, “Awan yang datang bergumpal-gumpal itu bukanlah sebagai tanda akan datangnya hujan sebagaimana yang kamu sangka, tetapi awan itu sebagai tanda datangnya azab yang kamu inginkan dan kamu tunggu-tunggu. Azab yang akan datang untuk menghancurkan kamu berupa angin kencang yang akan membinasakan kamu dan semua yang dilandanya. Dia akan membinasakan kamu dan semua hartamu dan akan menghancurkan seluruh kekuatan dewa-dewa yang selalu kamu bangga-banggakan, sesuai dengan tugas yang diperintahkan Tuhan kepadanya.”

Dalam ayat yang lain diterangkan bentuk azab yang ditimpakan kepada Kaum ‘Ad itu. Allah berfirman:

وَاَمَّا عَادٌ فَاُهْلِكُوْا بِرِيْحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍۙ ٦ سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَّثَمٰنِيَةَ اَيَّامٍۙ حُسُوْمًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيْهَا صَرْعٰىۙ كَاَنَّهُمْ اَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍۚ ٧ فَهَلْ تَرٰى لَهُمْ مِّنْۢ بَاقِيَةٍ ٨

Artinya: “Sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka.” (QS Al-Ḥaqqah [69]: 6-8).

Dan firman Allah:

وَفِيْ عَادٍ اِذْ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيْحَ الْعَقِيْمَۚ ٤١ مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ اَتَتْ عَلَيْهِ اِلَّا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيْمِۗ ٤٢

Artinya: “Dan (juga) pada (kisah kaum) ‘Ad, ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. (Angin itu) tidak membiarkan suatu apa pun yang dilandanya, bahkan dijadikannya seperti serbuk.” (QS Az-Zariyat [51]: 41-42)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement