REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) menyampaikan pasokan pupuk baik subsidi maupun non subsidi masih tersedia dan belum terdapat persoalan berarti di lapangan. Ia berharap Pupuk Indonesia dapat memastikan ketersediaan pupuk disaat krusial menjelang musim tanam serentak yang akan segera dimulai.
Wakil Sekretaris Jenderal KTNA, Zulharman Djusman, menyampaikan, situasi penyaluran pupuk hingga saat ini masih kondusif. Ia menerangkan, terdapat kemunduran musim tanam dari yang biasanya dilakukan awal Oktober menjadi kemungkinan dimulai November mendatang.
Itu sebabnya, stok pupuk masih cenderung aman dan tersedia dalam jumlah besar di gudang-gudang distributor atau lini III. Bagi petani yang tak mendapatkan alokasi pupuk subsidi, petani harus membayar mahal pupuk non subsidi. Namun, bagi dia, para petani saat ini mengutamakan pasokan ketimbang harga.
“Alhamdulillah masih kondusif. Sejauh ini belum ada (kelangkaan). Harga nomor dua, yang penting ada,” kata Zulharman saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (14/10/2023).
Adapun, diketahui harga pupuk NPK subsidi saat ini dipatok Rp 2.300 per kg dan pupuk Urea Rp 2.250 per kg. Sementara harga pupuk non subsidi kedua jenis itu berkisar Rp 8.000 per kg hingga Rp 12 ribu per kg.
Hampir dipastikan permintaan pupuk dalam waktu dekat akan mengalami lonjakan tinggi. Oleh karena itu, KTNA juga telah berkoordinasi langsung dengan PT Pupuk Indonesia selaku produsen untuk memastikan ketersediaan pasokan.
“Teman-teman di daerah akhir Oktober atau pertengahan November sudah mulai tanam. Pupuk Indonesia bilang mereka sudah ready di daerah masing-masing,” ujarnya.
Mengutip data terakhir Pupuk Indonesia, stok pupuk khusus yang bersubsidi yang saat ini, mulai dari Gudang Lini I sampai Lini III, tersedia sebanyak 1.442.553 ton. Stok per tanggal 10 Oktober 2023 ini setara dengan 263 persen dari ketentuan minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah. Rinciannya, urea sebanyak 941.712 ton, NPK 500.841 ton.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga memastikan ketersediaan pupuk non subsidi di kios-kios yang tersebar di seluruh daerah.
“Sekarang ini stok itu cukup banyak, untuk pupuk subsidi saja hampir 3 kali lipat dari ketentuan, dan serapannya sekarang sudah mencapai 70 persen. Karena ada penundaan musim tanam maka akan ada penyerapan di bulan November,” ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi.